Sabtu, 29 Mei 2010

Macam Ragam Tingkatan Kartu Kredit

Di seluruh dunia, termasuk Indonesia ada berbagai macam perusahaan jasa keuangan penerbit kartu kredit, meskipun sebenarnya penyelenggara kegiatan kartu kredit di dunia ini hanya ada dua (dahulu tiga), yakni VISA dan Mastercard, serta sebelumnya American Express (hanya edisi Amex Gold Credit Card sedangkan varian lainnya adalah Charge Card yang harus dibayar penuh bukan Credit Card yang bersifat cicilan).

Untuk Visa, ada beberapa tingkatan kartu kredit dari mulai yang yang kelas untuk semua golongan sampai kelas golongan yang super eksklusif yang tidak ditawarkan ke semua orang.

  • Visa Classic, ini adalah jenis kartu kredit paling rendah pagu batas (limit) belanja dan fitur yang menyertainya. Pagu batas kredit jenis kartu kredit ini umumnya hanya sampai sekitar 5 juta rupiah tidak berbeda jauh dengan batas transaksi kartu debit beberapa bank lokal. Umumnya orang dengan gaji / penghasilan sedikit di atas UMR sampai kelas penghasilan 50 juta setahun dapat memiliki kartu kredit ini, asalkan tidak terdaftar di daftar hitam Bank Indonesia dan memiliki akun bank yang lancar (ada saldo yang positif dan penghasilan / gaji di transfer 100% ke rekening, bukan yang tipe penghasilan cash on hand alias bayar gaji harian pakai cash).
  • Visa Gold, ini adalah jenis kartu kredit yang sedikit lebih eksklusif, dengan beberapa fitur tambahan seperti diskon spesial untuk beberapa merchant (produk/jasa), dan pagu batas kredit yang lebih tinggi. Start awal untuk orang yang layak memiliki kartu kredit jenis ini adalah dari mulai yang berpenghasilan sekitar 5 juta sebulan hingga sekitar 20-25 juta sebulan. Pagu batas kreditnya pun bervariasi tergantung dari jumlah penghasilan yang bersangkutan dan penilaian kelayakan kredit dari bank. Beberapa ada yang menyediakan hingga 50-100 juta sebulan meskipun sebenarnya sudah terlalu besar, namun untuk kartu kredit Gold khusus perusahaan (Corporate Client) memang ada yang menyediakan hingga batas 100 juta rupiah.
  • Visa Platinum, biasanya kartu kredit ini lebih banyak untuk ajang gengsi-gengsian para pekerja atau salary man yang ogah statusnya disamakan oleh para manajer di bawahnya yang rata-rata memiliki kartu kredit jenis Gold. Atau dipakai oleh beberapa pengusaha untuk menjamu relasi bisnis / klien di beberapa tempat mewah yang butuh “penghargaan” tersendiri. Seingat saya start awal kelayakan untuk memiliki kartu kredit jenis ini adalah mereka yang penghasilannya di atas 25 juta sebulan, setidaknya sudah menyentuh angka 28 juta sebulan. Meskipun tidak menutup kemungkinan penghasilan yang lebih rendah bisa memiliki kartu ini, tergantung penilaian bank dan negosiasi sang calon pengaju kartu ini (kalau perlu pacari saja orang dalam yang bagian sales atau penentu kelayakan pengaju aplikasi hehehe). Pagu batas kartu kredit jenis ini mulai dari 75 juta hingga nyaris unlimit tergantung kemampuan dari sang pemegang kartu membayar tagihannya saja.
  • Visa Signature, kartu kredit jenis ini tergolong sangat eksklusif, tidak untuk orang kantoran atau buruh (pegawai). Umumnya diterbitkan hanya untuk para pengusaha atau kalaupun profesional hanya bagi para pengacara papan atas ataupun akuntan publik papan atas dan beberapa dokter terkemuka saja. Itupun masih dinilai kelayakan pundi-pundi keuangannya, entah deposito, rekening koran, rekening tabungan, investasi dan lain sebagainya. Pagu batasnya sangat tinggi start awal dari mulai 100 jutaan hingga unlimited. Fasilitas nya pun beragam dari mulai airport lounge (rata-rata Gold Card juga sudah bisa) hingga ke travel assist, Golf membership, special travel dan sebagainya.
  • Visa Infinite, ini adalah kartu kredit yang tidak ditawarkan kepada umum. Hanya dibuatkan khusus kepada beberapa orang yang dinilai memiliki asset di atas 100 ribu USD dalam bentuk cash, dan biasanya khusus hanya kepada nasabah premium pemilik rekening tabungan / deposito / investasi dari bank penerbit kartu itu. Pagu batasnya dari mulai 50 juta rupiah hingga unlimited, namun umumnya berkisar pada angka 250 juta rupiah (jika hanya memiliki saldo deposito 100 ribu USD atau 1 milyar rupiah). Makin banyak simpanan uang anda ya semakin tidak terbatas limitnya. Fasilitasnya pun beragam dari mulai asuransi perjalanan, travel assist, hingga special priority pass yang mempermudah urusan by pass petugas imigrasi di airport di hampir seluruh dunia. Pemilik kartu ini juga umumnya punya fasilitas akses untuk membooking jet pribadi (lumayan untuk sewaktu-waktu kabur ke Singapore lewat jalur khusus kalau dikejar KPK hahaha).

Untuk kartu kredit terbitan Mastercard, ada beberapa tingkatan keanggotaan kartu kredit jenis ini, mencakup beberapa tingkatan yakni:

  • Mastercard Classic, sama seperti saudara nya di Visa, pemilik jenis kartu Mastercard Classic ini biasanya hanya mendapat pagu batas kredit yang rendah sekitar 5 juta rupiah dan minimum penghasilan yang diharapkan adalah sedikit di atas UMR hingga 50 juta rupiah per tahun. Fasilitas diskon nya pun tidak banyak, kecuali jika sedang ada big sale.
  • Mastercard Gold, sama juga dengan Visa Gold, memiliki pagu batas kredit sedikit lebih tinggi dari Classic hingga batas sekitar 100 juta rupiah. Fitur spesial diskon dan bonus rewards poin juga kurang lebih sama dengan saudaranya di Visa Gold. Standar penghasilan minimumnya juga tidak berbeda jauh.
  • Mastercard Platinum, agak sedikit berbeda dengan Visa Platinum, biasanya kartu kredit jenis Mastercard Platinum menawarkan fitur lebih jor-joran sedikit dari mulai rewards poin hingga berbagai layanan lain yang ada. Mungkin ini karena beberapa saat yang yang lalu Master Card International sedang aktif untuk menggalakan program promosi, entah kalau sekarang. Soal pagu batas kredit, mininum penghasilan tidak berbeda jauh dengan Visa Platinum.
  • Mastercard World, kartu jenis ini sebenarnya setingkat dengan kartu Visa Infinite, namun tidak jelas seberapa luas fitur cakupan layanannya. Yang jelas minimum penggunaannya adalah harus 75 juta setahun, di bawah itu anda kemungkinan akan dikenai biaya / iuran tahunan atau mungkin bulanan (tergantung bank penerbit) yang jumlahnya cukup besar. Tentu saja kalau tidak perlu-perlu amat ya tidak usah pegang. Cocoknya mungkin untuk para pengusaha dengan jenis NPWP usaha perorangan mandiri, lumayan untuk pembayaran bahan baku / material, bisa borongan partai besar.

Demikian sekilas bahasan kartu kreditnya, namun saya sarankan jika pengeluaran anda masih bisa ditutupi oleh penarikan cash dari ATM ataupun transaksi debit card, ya tidak perlu memiliki kartu kredit karena namanya kartu kredit tetap harus dibayar, kalau tidak anda tidak bisa tidur nyenyak diteror oleh debt collector.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Selasa, 18 Mei 2010

Memahami UNIT LINK sebagai wahana Asuransi + Investasi

Pengantar

Seringkali, orang terjebak dalam pemahaman yang keliru antara Asuransi Tradisional, Unit Link, dan Reksadana. Padahal ketiganya berbeda-beda. Jika asuransi tradisional, adalah produk asuransi yang mana sang pemegang polis menikmati hasil asuransinya hanya sebatas biaya penanggungan jika terjadi klaim atau jika pada asuransi jiwa mengambil saat jatuh tempo jika sampai umur yang ditentukan masih hidup. Maka pada produk Unit Link, selain menikmati fasilitas sama seperti produk Asuransi, pemegang unit juga mendapat manfaat investasi (capital gain) dari unit yang dimiliki jika memang ada kelebihan keuntungan dalam pengelolaan produk yang bersangkutan. Sementara reksadana sendiri ada murni wahana investasi tanpa embel-embel asuransi.

Performa

Berbicara mengenai performa, sehebat-hebatnya kinerja suatu Unit Link, produk ini tidak akan pernah bisa mengalahkan kinerja dari reksadana yang menggunakan struktur investasi yang sama persis. Hal ini terutama karena Unit Link memiliki kewajiban penyisihan dana investasi untuk biaya premi untuk pertanggungan bagi pemegang polis unit link itu sendiri. Jadi dengan kata lain, sebesar dan sebanyak apapun dana yang dibenamkan, tetap tidak maksimal karena harus disisihkan untuk pencadangan dana bagi premi pertanggungan itu sendiri.

Namun di sisi lain, keunggulan dari Unit Link atas reksadana adalah bahwa dia memiliki keunggulan sebagai wahana Asuransi, sehingga pemegang polis tidak perlu khawatir jika sakit atau meninggal dunia (tentu saja jangan berharap lekas meninggal dunia sebelum selesai masa pembayaran preminya).

Mana yang Optimal?

Jika anda memilih untuk berinvestasi dalam hanya satu produk pasar modal saja, maka Unit Link adalah pilihan terbaik, karena merangkap tugas dari dua wahana sekaligus yakni investasi sekaligus asuransi.

Sebagai gambaran saja, Reksadana Campuran Fortis Equitra yang terkenal sangat prudent dan hati-hati dalam penempatan alokasi asset-nya, kinerjanya jauh mengungguli semua kinerja Unit Link berbasis investasi campuran pasar uang, surat hutang dan pasar saham.

Namun jika anda penganut paham maksimalisasi produk dan punya dana cukup banyak, lebih baik anda mengambil reksadana sekaligus juga membuka polis asuransi biasa / tradisional. Karena bicara return, produk unitlink bukan sarana yang tepat untuk membiakan uang, namun lebih sebagai antisipasi dana cadangan jika sudah lanjut usia dan kebetulan dikaruniai umur panjang.

Satu hal yang perlu di ingat, hati-hati dalam membuka polis unit link, baca dulu secara seksama dan hati-hati prospektus dan terms & agreement nya. Dan tanyakan visi dan misi perusahaan asuransi yang bersangkutan dan juga risk profile unit link nya.

Temuan saya di lapangan, banyak unit link yang risiko nya menyerupai reksadana alias dikelola secara agresif dan membabi buta, namun visi dan misi dari perusahaan asuransi itu sendiri sangat risk aversion alias menerapkan faktor prudent dalam keberhati-hatian mengambil risiko, yang artinya, produk yang dijual bertolak belakang dengan kebijakan dari perusahaan itu sendiri. Jika nanti suatu saat ada masalah, kemungkinan perusahaan yang bersangkutan akan cuci tangan lepas dari tanggung jawab.

Jadi be wise sebelum mengambil keputusan berinvestasi apalagi jika hal itu menyangkut pembukaan polis asuransi unit link. Semoga bermanfaat.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Minggu, 16 Mei 2010

Beberapa Reksadana Pilihan Layak Koleksi

Dalam beberapa kali diskusi dengan teman-teman investor, seringkali mereka bertanya, reksadana apa sih yang bagus imbal hasilnya dan tahan banting di tengah krisis. Ada juga yang bertanya apa saja sih kriteria reksadana yang bagus itu.

Sebenarnya ada banyak kriteria reksadana yang bagus, dari mulai:

  1. Tim Manajemen Investasi yang solid dan profesional
  2. Track record yang konsisten dalam mempertahankan profit di tengah krisis
  3. Sharpe Ratio yang baik (Sharpe Ratio => Tolak ukur kinerja berbanding risiko)
  4. Mengikuti standar due diligent industri reksadana nasional
  5. Dan lain sebagainya

Tulisan ini tidak untuk membahas reksadana pilihan itu satu persatu, selain karena bisa menyita halaman Kompasiana, saya juga tidak ada waktu untuk meriset satu persatu sharpe ratio-nya, dan sejarah reksadana tersebut hingga tuntas. Namun tulisan ini dibuat untuk menyediakan beberapa pilihan alternatif reksadana yang menarik menurut pendapat pribadi saya.

Untuk reksadana saham:

Shroder Dana Prestasi Plus:

Ini adalah salah satu reksadana saham pilihan yang paling terbesar asset pengelolaan dananya, nilainya bukan lagi milyaran tapi sudah trilyunan. Dari mulai mahasiswa, sampai konglomerat pasti punya atau pernah pegang reksadana ini. Reksadana ini sudah bertahan lebih dari 7 tahun sebagai reksadana saham yang konsisten mencetak track record reksadana pilihan. Meskipun menurut Kontan pada tahun 2008 pernah tersangkut kejatuhan salah satu emitten saham sejuta umat (tidak usah saya sebut), namun reksadana ini selalu bertahan dan sukses mencetak profit secara konsisten, rata-rata 20%-25% per tahun, dan mampu bertahan dari badai Subprime Mortgage dan kembali meraih keuntungan yang luar biasa. Reksadana ini memang tidak seagresif saudaranya Schroder 90 Plus, namun relatif lebih cocok bagi anda yang tidak tahan sport jantung dengan akrobat roller coaster IHSG.

Panin Dana Maksima:

Ini adalah salah satu reksadana saham tua yang terus mencetak profit secara konsisten dan kenaikan NAB secara signifikan dan mampu bertahan habis-habisan dari mulai badai krisis moneter 1998, Krisis Global 2007-2010 dan bahkan paling tinggi tingkat kenaikan NAB nya. Saat ini reksadana saham ini mampu mencetak track record kenaikan harga hingga 32000an atau naik 32 kali lipat sejak awal penerbitan di tahun 1997. Jika anda pertama kali membeli reksadana ini di harga 1000, dengan investasi awal 100 juta rupiah, saat ini anda sudah jadi milioner dengan kekayaan 3.2 Milyar rupiah, tanpa harus korupsi.

Reksadana Campuran:

Semesta Dana Maksima:

Ini adalah reksadana campuran yang tahan krisis global tahun 2008 dan selalu memberikan return besar secara konsisten, reksadana ini dikelola oleh Manajer Investasi Semesta Indovest (www.semestaindovest.co.id) yang secara kontinyu selalu melakukan adjustment portfolio nya agar dapat memperoleh return di atas pasar dan risiko lebih rendah dari pasar.

Fortis Equitra:

Reksadana Campuran Fortis Equitra yang sekarang berada di bawah pengelolaan BNP Paribas sebagai pemilik baru Fortis Asset Management, adalah satu-satunya reksadana campuran yang paling tahan banting dan selalu stabil, bahkan penurunan harganya jarang di bawah 5% meski dalam situasi pasar yang bergejolak gila-gilaan sekalipun. Reksadana ini cocok bagi anda yang tidak ingin sakit jantung ketika pensiun, dan ingin return yang sedikit di atas deposito ataupun SUN namun tetap stabil di tengah jatuh bangun nya perekonomian dunia. Return reksadana ini memang tidak besar, namun konsisten dan kontinyu menanjak mengikuti IHSG namun tidak turun drastis seperti IHSG.

Manulife Dana Campuran II:

Reksadana Campuran milik Manulife Asset Management Indonesia ini memang salah satu reksadana campuran yang paling disukai kebanyakan orang, karena return nya lumayan besar dan konsisten. Harga nya sendiri tidak terlalu jatuh meskipun bursa bergejolak. Relatif stabil meskipun kalah stabil dibanding Fortis Equitra yang memang sangat canggih pengelolaannya.

Untuk reksadana berbasis Obligasi baik SUN/ORI ataupun Korporat, dan reksadana pasar uang, saya tidak akan bahas karena umumnya return nya tidak terlalu menarik dan sering bubar jalan di atas lima tahun. Mungkin lebih menarik jika anda berinvestasi di Reksadana Terproteksi.

Semoga info ini bermanfaat, dan ingat, selalu lakukan riset dan pemikiran yang matang serta faktor risikonya sebelum memilih untuk berinvestasi.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Sabtu, 15 Mei 2010

Masa Depan Uni Eropa dan Dampaknya Bagi Industri Dalam Negeri

Jum’at Malam 14 Mei 2010 waktu Indonesia atau hari Jum’at Siang waktu Amerika, pasar Valas, Futures, Commodities di seluruh dunia dan Saham di Amerika terguncang hebat. Indeks Dow Jones, S&P 500, NasDaq dan hampir semua bursa komoditas dilanda aksi panic selling sehingga bursa kolaps lebih dari 2%. Sampai sekitar pukul 03.00 WIB dini hari tanggal 15 Mei, mata uang Euro tumbang hingga ke level 1.24 jauh lebih dalam ketimbang hari sebelumnya yang masih bertengger di level 1.28 bahkan mata uang British Poundsterling (GBP) yang merupakan mata uang terkuat dunia tak urung kolaps hingga ke level 1.4 padahal sebelumnya masih bertahan di level 1.7

Kepanikan ini dipicu banyak analisa bahwa Uni Eropa tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi, dan bahwa Yunani tidak akan sanggup membayar hutangnya meski dibailout, karena faktor produksi dan industrinya yang sama sekali tidak memiliki daya saing global. Apalagi Presiden Sarkozy mengeluarkan pernyataan ekstrim bahwa Perancis akan keluar dari mata uang tunggal Euro sehingga ketakutan pasar bahwa Uni Eropa akan bubar jalan semakin ekstrim, apalagi yang bersangkutan mengeluarkan statement atas kecurigaan Jerman tidak sepenuh hati melakukan bailout terhadap krisis Eropa.

Di dalam negeri sendiri kepanikan sudah terasa sejak pukul 23.00 WIB malam tanggal 14 Mei 2010, sejumlah orang kaya sibuk menelefon para Relationship Manager nya menanyakan perkembangan investasi global mereka terutama yang menyangkut produk-produk Offshore Banking. Bahkan beberapa sahabat sibuk berdiskusi apa yang akan mereka lakukan hari Senin besok, apakah menarik semua uangnya untuk dibelikan emas batangan, atau investasi di tanah. Hal ini menimbulkan rasa prihatin, prihatin karena masyarakat kita mudah panik oleh rumors global, namun sekaligus juga khawatir karena memang nasib Uni Eropa semakin tidak jelas.

Di satu sisi, banyak pengusaha yang juga khawatir dengan ekspor mereka. Banyak yang mulai khawatir order produk mereka akan berkurang secara signifikan, karena dari kasus Amerika sendiri sudah banyak pesanan yang terpaksa di alihkan ke pasar Uni Eropa dan Timur Tengah serta Afrika, apabila Uni Eropa juga ikut tumbang, apakah pasar Timur Tengah-Asia-Afrika masih cukup kuat menyerap kelebihan produksi dari Indonesia? Sementara para pengusaha Indonesia sendiri harus berebut jatah ekspor dengan China-Korea-Jepang-Vietnam. Toyota Thailand sendiri pada tanggal 14 Mei 2010 hari Jum’at siang sudah secara resmi mengumumkan penutupan salah satu unit manufacturing plant mereka, dan jika kondisi semakin bertambah buruk tidak tertutup untuk melakukan perampingan usaha lebih lanjut.

Itu sebabnya, pagi ini harian Kompas lembar advertising, beberapa industri membuka lowongan luar biasa besar hanya untuk mengisi posisi pemasaran. Karena dalam beberapa minggu ke depan bisa dipastikan akan terjadi peralihan order eksport secara besar-besaran menjadi penjualan dalam negeri karena tumbangnya daya serap ekspor oleh pasar Uni Eropa.

Yang menjadi pertanyaan, seperti yang sudah berkali-kali ditulis, apakah pasar dalam negeri kita cukup kuat menyerap kelebihan produksi dari industri manufakturing kita? Dan apakah pasar kita memiliki filter yang cukup untuk mencegah masuknya barang-barang pengalihan ekspor dari negara lain yang juga mengalami nasib sama karena turunnya order dari Uni Eropa.

Dalam hal ini pemerintah harus bergerak sangat cepat memperkuat ketahanan industri UKM kita dan juga meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama mereka yang berada dibawah garis kemiskinan dan yang berada pada garis kemiskinan agar kesejahteraannya meningkat sehingga potensi penduduk yang 250 juta orang itu benar-benar termaksimalkan untuk menyerap pasar ekspor kita yang menurun. Jika tidak, bukan tidak mustahil kita pun akan mengalami masalah berat seperti halnya negara-negara asia lain yang sudah lebih dahulu terpukul oleh krisis di Amerika.

Oleh karena itu, prioritas pembrantasan korupsi dan reformasi birokrasi menjadi sangat penting karena dengan adanya reformasi birokrasi, maka biaya-biaya siluman yang selama ini menjadi salah satu faktor pemicu tingginya harga barang di Indonesia dapat ditekan dan menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat kebanyakan. Faktor sarana dan prasarana fisik dan non fisik bagi industri transportasi dan logistik juga perlu ditingkatkan, agar distribusi barang menjadi lebih lancar, dan biaya distribusi bisa lebih ditekan sehingga memperlancar proses ekonomi dan menaikan daya beli masyarakat.

Semoga hal ini menjadi perhatian bagi segenap para pengambil keputusan dan kebijakan publik, agar kita tidak ikut-ikutan terseret kemelut krisis global yang berkepanjangan.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Selasa, 11 Mei 2010

Tips Mengajukan Kredit Property

Copyright: Alexander Batara under Alexindo Management Consulting, dilarang keras memperbanyak, menggandakan atau menyalin tanpa seijin tertulis dari penulis.

Apakah anda baru saja menyaksikan gelar pameran property di JHCC baru-baru ini? Semoga saja sudah, karena ada banyak ditampilkan pameran produk property terbaru dan juga berikut dukungan perbankan dari mulai bank umum hingga perbankan syariah, namun fokus dalam pameran property kemarin ada pada perbankan syariah-nya.

Property sendiri umumnya diburu oleh kebanyakan orang Indonesia karena tiga hal, yakni pertama sebagai kebutuhan akan tempat tinggal, kedua sebagai kebutuhan akan investasi jangka panjang, ketiga sarana spekulasi.

Tentu saja hal yang terakhir lebih sedikit dilakukan oleh kebanyakan orang, karena property sendiri sejatinya bukanlah produk yang mudah untuk dispekulasikan dan terlalu berisiko tinggi, selain terpapar oleh risiko gejolak suku bunga, juga terpapar oleh risiko-risiko lainnya dari mulai kegagalan proyek property, gejolak ekonomi global dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak sedikit para pelaku yang sedikit nekad berspekulasi di sektor property. Padahal Property adalah asset jangka panjang, yang terlalu mahal untuk dispekulasikan.

Tulisan ini tentu saja tidak untuk membahas masalah property dari sudut spekulasi, melainkan dari sisi kebutuhan masyarakat akan suatu pemenuhan akan kebutuhan tempat tinggal yang nyaman, asri, aman dan memenuhi syarat mengenai bentuk hunian yang ideal di tengah tingginya lonjakan pertumbuhan penduduk.

Umumnya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan property, biasanya melakukan pembelian dalam bentuk kredit, selain karena tingkat penghasilan rata-rata penduduk Indonesia yang pas-pasan, juga harga property yang terus meroket dari tahun ke tahun. Padahal kenaikan gaji dan penghasilan lainnya tidak setinggi kenaikan harga property, sehingga kredit menjadi jalan pilihan terakhir. Bahkan untuk proyek property mewah sekalipun seperti Apartemen Ultra Mewah, para pengembang tetap memberikan keringanan berupa cicilan cash. Tidak langsung dalam bentuk hard cash full payment.

Bercermin dari hal tersebut, maka perbankan nasional dan berbagai lembaga pembiayaan lainnya sebagai partner bagi para developer, aktif memberikan tingkat suku bunga kredit yang kompetitif. Tingkat rata-rata suku bunga kredit perumahan / property atau lazimnya disebut sebagai KPR di perbankan nasional dikenai suku bunga antara 12% s/d 13% pertahun.

Padahal suku bunga 12% saja tetap terasa memberatkan bagi rata-rata penduduk Indonesia, pengalaman selama ini menunjukan bahwa lebih sering para calon nasabah pemohon kredit ditolak persetujuan akad kreditnya karena satu dan lain hal, terutama karena tidak cukupnya penghasilan ataupun mengalami hal yang kurang berkenan di dalam proses analisa dan evaluasi kredit, seperti misalkan pernah tersangkut daftar hitam Bank Indonesia, atau misalnya memiliki beberapa kartu kredit yang sudah tinggi hutangnya melampaui rule of thumb persetujuan kredit, atau terlalu banyak cicilan hutang termasuk cicilan mobil atau motor.

Itu sebabnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengajukan persetujuan KPR:

  1. Jumlah total cicilan hutang (kartu kredit+kredit mobil dsb) termasuk cicilan KPR per bulan yang diajukan tidak melebihi angka 30% dari total penghasilan bulanan suami+istri (jika tidak ada perjanjian pisah harta/penghasilan/perpajakan). Ini rule of thumb, artinya bisa lebih lunak tergantung kebijakan bank atau lembaga pembiayaan yang bersangkutan.
  2. Kelayakan umur pemohon kredit, biasanya jika sudah cukup berumur akan menjadi masalah dalam persetujuan kredit. Sebagai contoh, seorang direktur pernah ditolak persetujuan kreditnya karena umur yang bersangkutan sudah mendekati masa pensiun, padahal KPR adalah jenis kredit jangka panjang dimana periode pelunasannya rata-rata paling tidak di atas 10 tahun. Oleh karena itu kelayakan umur harus diperhatikan, misalnya usia 25-45 tahun masih ideal untuk mengajukan kredit jenis ini, lebih dari itu anda harus hati-hati, bahkan usia 50 tahun sudah angka mati untuk mengajukan kredit perumahan meskipun anda seorang direktur sekalipun.
  3. Kualitas asset property yang dijadikan jaminan kredit. Hal ini termasuk kualitas dari developer dan juga lokasi proyek pembangunan ataupun lokasi assetnya. Perbankan yang bonafide memiliki tim appraisal property yang bisa menilai harga kelayakan property yang anda ajukan untuk dikredit. Jadi anda harus hati-hati dalam memilih dan membeli property. Salah-salah persetujuan kredit anda tidak diluluskan oleh bank sementara anda sudah terlanjur menyetor uang muka.

Pertumbuhan industri property sendiri terus bergulir semakin besar dan semakin beragam dari mulai jenis property jenis tempat tinggal pribadi seperti RSS/RS (Rumah Sangat Sederhana/Rumah Sederhana), Rumah Menengah, Rumah Mewah, Apartemen Sederhana (Rusunami), Apartemen Menengah, Apartemen Mewah. Dan juga property untuk bisnis dari mulai dari Ruko (rumah toko), Rukan (rumah kantor), perkantoran menengah, perkantoran mewah, pertokoan menengah dan mewah dan lain sebagainya.

Oleh karena itu pemerintah perlu memiliki panduan pengaturan tata laksana pembangunan hunian tempat tinggal dan sentra bisnis yang baik dan benar. Karena selama ini tata laksana kota nyaris semrawut kalau tidak mau dibilang hancur berantakan, sehingga menyebabkan banjir di mana-mana karena banyak menyerobot lahan hijau dan daerah resapan air hujan. Itu sebabnya, banyak developer sekarang berusaha menarik minat para pembeli dengan menawarkan konsep hunian yang hijau dan bebas banjir. Namun begitu anda harus berhati-hati karena tidak semua yang green concept itu benar-benar hijau. Jadi harus teliti lokasi property terlebih dahulu, karena meskipun green jika dibangun di atas bekas rawa atau hutan bakau, hal tersebut akan menyusahkan bukan hanya bagi anda sendiri tapi juga bagi orang lain karena dapat menyebabkan banjir di tempat lain kalaupun misalnya tidak banjir di tempat anda sendiri.

Kenaikan harga property sendiri “dijamin 100%” akan terus naik dan semakin naik (di luar masalah terkena banjir atau hal-hal lain seperti berubah menjadi kota mati), karena harga tanah di Indonesia utamanya di kota-kota besar seperti Jakarta masih “tergolong sangat murah” jika dibandingkan dengan harga tanah dan property seperti di Bangkok yang konon sudah mencapai angka puluhan juta Baht. Sekedar ilustrasi, perumahan mewah di Bangkok menuju arah BangNa, tahun 2004-2005 saja waktu itu sudah ditawarkan pada level harga 15 juta THB atau kurang lebih sekitar 3.75 Milyar Rupiah, padahal itu kawasan pinggiran kota. Bukan daerah elit utama seperti Menteng atau Pondok Indah. Sementara untuk harga apartemen mewah sendiri, Jakarta masih tertinggal jauh ketimbang Bangkok, sehingga banyak orang kaya di Indonesia berinvestasi dalam kepemilikan apartemen mewah untuk disewakan kepada sejumlah ekspatriat.

Jadi tunggu kapan lagi, selagi umur masih muda, sebaiknya segera mencicil rumah sebelum harga rumah menjadi semakin tidak terjangkau. Lupakan dulu kartu kredit, tas mewah, pakaian mewah, gadget mewah dan segala kebutuhan pengakuan diri lainnya yang tidak perlu itu. Memiliki rumah adalah skala prioritas yang harus anda miliki jika masih belum memiliki rumah dan ada rencana berkeluarga. Salam Property.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Minggu, 09 Mei 2010

Membangun Bisnis UKM dan UMKM

Copyright: Alexander Batara, under Alexindo Management Consulting

Dalam beberapa kesempatan, seringkali orang membicarakan mengenai prospek bisnis kecil ataupun bisnis skala mikro maupun menengah. Namun pada prakteknya, masyarakat terutama mereka yang kurang memiliki pengetahuan dan ketrampilan manajerial dan ekonomi, menyatakan kesulitan memulai ataupun menjalankan bisnis skala kecil.

Padahal tidak kurang banyak lembaga jasa keuangan, pemerintah dan lembaga-lembaga pelatihan bisnis yang menyediakan fasilitas dukungan keuangan dari sisi permodalan maupun inkubator bisnis sebagai sarana pelatihan.

Beberapa asosiasi pengusaha dan juga kumpulan bisnis menyediakan fasilitas pelatihan baik mengenai urusan ketrampilan dokumentasi seperti ekspor-impor dan LC, juga urusan pelaporan dan penyusunan perpajakan. Hal ini penting karena kebanyakan secara psikologis orang yang berbakat menjadi pelaku bisnis justru mayoritas berasal dari orang yang kurang memiliki pengetahuan cukup mengenai ekonomi dan manajemen. Justru kebanyakan mereka yang memiliki pengetahuan cukup dan bahkan tinggi sering tidak berani mengambil keputusan memulai berbisnis karena terlalu banyak memikirkan faktor risiko.

Yang menjadi kekurangan di sini adalah faktor sosialisasi mengenai peranan dukungan perbankan dan dunia bisnis bagi para pelaku bisnis UKM dan pengetahuan para pelaku usaha mengenai bisnis itu sendiri. Karena sering pada praktek di lapangan para pelaku usaha ini mengeluhkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam memulai ataupun mengembangkan bisnis tersebut dari sisi permodalan, padahal masalahnya ada pada kekurangmampuan menyusun anggaran dan pelaporan keuangan yang menarik dan prospektif sehingga bisa meyakinkan investor maupun dunia perbankan ataupun lembaga permodalan untuk membantu.

Padahal memulai bisnis itu tidak harus memakai modal sendiri, banyak cara untuk memulai, entah dengan modal pinjaman dari investor yang bersedia memberikan kepercayaan pinjaman modal, atau lembaga permodalan mikro seperti Permodalan Nasional Madani, tentu saja syaratnya anda harus bisa membuat perencanaan usaha (business plan) yang baik dan prospektif.

Umumnya hal-hal yang menjadi pertimbangan perbankan maupun lembaga pembiayaan serta para investor individual dalam memodali suatu jenis usaha adalah sebagai berikut:

  1. Rencana modal awal dan budget untuk enam bulan hingga satu tahun ke depan
  2. Rencana cashflow dan jangka waktu pengembalian atau pelunasan modal usaha
  3. Prospek bisnis, dan posisi persaingan usaha dan juga strategi bisnis yang akan dikembangkan
  4. Kemampuan menjual produk/jasa usaha entah pelaku ataupun karyawan yang akan dipekerjakan
  5. Model kerja dan rencana operasional yang masuk akal

Yang perlu diingat dan diperhatikan dalam memulai suatu usaha adalah untuk tidak terlalu ambisius dan terlalu muluk ingin mengembangkan usaha karena dapat berakibat hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, usaha yang dimulai langsung gulung tikar. Hal-hal seperti ini yang harus menjadi pertimbangan jika ingin mengajukan pinjaman modal ke pihak lain termasuk juga keluarga sendiri.

Semoga di masa depan dunia UMKM kita semakin tumbuh berkembang dan dapat menjadi pilar ekonomi yang tangguh dalam menunjang ketahanan ekonomi nasional. Salam UMKM.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Rabu, 05 Mei 2010

Intel Atom Dual Core & Open Source Platform Solusi Bisnis bagi UMKM

Copyright: Alexander Batara, under Alexindo Management Consulting

Dalam membangun suatu bisnis usaha, para pelaku industri sering menganggap biaya TI (tehnologi informasi) sebagai sumber permasalahan utama untuk kelanjutan operasional ataupun pengembangan industri.

Padahal, sejatinya tehnologi informasi adalah faktor penunjang dan pendukung bagi terlaksananya suatu perputaran operasional perusahaan, apakah itu hanya sebagai alat penunjang kegiatan administrasi, atau bahkan sebagai alat kerja utama.

Mahalnya harga-harga CPU, motherboard serta lisensi operating system sering dituding sebagai penyebab perusahaan mengabaikan faktor tehnologi informasi. Sejatinya, biaya tehnologi informasi sendiri tidak semahal itu. Karena banyak solusi murah meriah namun berkualitas untuk mengatasi kendala tingginya biaya tehnologi informasi ini.

Salah satunya adalah memanfaatkan ketersediaan platform TI berbasis Intel Atom dual core seperti model platform Intel Atom N330 ataupun paket CPU+Motherboard Intel Atom D510. Hal ini karena selain murah, platform Intel Atom dual core memiliki cache memory standard yang lebih besar yakni sebesar 1MB guna meringankan beban kerja sistem dan tetap memiliki keunggulan khas produk Intel Atom yakni irit / hemat biaya listrik.

Bahkan pada platform CPU+Motherboard Intel Atom Dual Core D510, biaya listrik berhasil ditekan secara signifikan, karena tidak memerlukan kipas CPU, dan platform video grafis sudah terintegrasi di dalam CPU, sehingga menekan penggunaan listrik dan menurunkan panas sistem secara keseluruhan.

Sedangkan penggunaan sistem operasi berbasis platform open source seperti Linux, turun membantu menurunkan biaya tehnologi informasi secara signifikan. Karena sejatinya biaya TCO (Total Cost of Ownership) pada TI hampir separuhnya berasal dari biaya lisensi sistem operasi. Dengan penggunaan sistem operasi Linux gratis seperti Ubuntu yang berbasis grafis dan paket office gratis seperti Open Office ataupun K-Office, membuat TI menjadi bukan lagi suatu biaya mahal tapi justru sebagai investasi alat industri yang murah meriah namun berdaya guna tinggi. Apalagi baik Open Office maupun K-Office menyediakan platform source code sehingga anda bisa mendesain sendiri pemrograman paket office yang lebih cocok bagi kebutuhan anda maupun lingkungan sistem operasi anda.

Dengan sistem seperti ini, anda bisa memulai suatu kegiatan usaha yang praktis murah dan bermanfaat dari mulai warnet bermodal kecil, hingga usaha kursus bahasa berbasis multimedia yang terjangkau. Akhir kata, semoga tips dan pembahasan ini bisa menjadi salah satu solusi bagi industri UMKM di tanah air. Salam UMKM.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Selasa, 04 Mei 2010

Krisis Global Tahap Kedua dan Badai Supercycle Ekonomi

Ketika pada awal Agustus 2009 Robert D. McHugh, Jr. Ph.D. menuliskan mengenai badai krisis mengikuti pola Supercycle dalam www.technicalindicatorindex.com, banyak para pengamat yang mengatakan tidak percaya.

Saya pun termasuk yang tidak percaya terhadap pendapat tersebut, terlebih pada tahun 2009, bursa kita rebound secara gila-gilaan. Dan memang fenomenanya, pada kondisi rebound dan bullish pasar modal orang cenderung lupa terhadap masa lalu yang kelam. Akan tetapi mendekati Oktober 2009, terlihat adanya gejala awan gelap dalam horison jangka panjang perekonomian, terutamanya karena paket penyelamatan ekonomi dunia hanya berpangku pada stimulus fiskal tanpa persiapan yang matang dalam perombakan sistem dan infrastruktur ekonomi.

Kejelasan mengenai Supercycle ini dipertegas oleh salah seorang analis ekonomi global dari salah satu Bank Asing yang secara rutin menyelenggarakan seminar outlook ekonomi tahunan di awal tahun 2010. Pandangan beliau menegaskan fenomena Supercycle yang akan segera terjadi, namun tidak terlalu besar efeknya terhadap perekonomian di Asia, meskipun ditengarai akan cukup signifikan menekan pasar saham.

Gagalnya Dubai World dalam pembayaran hutangnya secara tepat waktu sehingga meminta renegoisasi jangka waktu pembayaran hutang, dan terkuaknya satu demi satu borok ekonomi di negara-negara anggota mata uang Euro, semakin mempertegas pola-pola Supercycle yang terbentuk secara global.

Masuknya aliran hot money ke dalam pasar modal Indonesia dan sejumlah negara Emerging Market yang masih memiliki kinerja ekonomi yang baik, memang membawa dampak positif. Namun hot money tetap hanyalah hot money, tidak ada sumbangsih nyata dalam membangun ketahanan ekonomi secara jangka panjang. Berbeda dengan Direct Foreign Investment dalam wujud pembangunan infrastruktur maupun industri manufaktur.

Sejarah selalu berulang dan menyatakan bahwa ketika ekonomi memburuk dan krisis global terjadi, aliran hot money selalu keluar dari negara-negara emerging market, mencari mata uang ataupun komoditas safe heaven seperti Emas, Platinum dan mungkin juga Minyak, walau yang terakhir ini lebih ke arah spekulasi.

Melambatnya pertumbuhan industri manufaktur di China selama enam bulan terakhir, dan ambruknya satu demi satu negara-negara anggota zona ekonomi Eropa, mulai memukul rasa aman dan percaya diri para investor global yang bermodal raksasa.

Sejumlah Hedge Fund dan Lembaga Keuangan Internasional, mulai mengerem laju ekspansi aliran hot money-nya. Bahkan IMF sendiri tidak tanggung-tanggung mengeluarkan statement mengenai adanya indikasi terjadi bubble dalam ekonomi negara emerging market termasuk Indonesia.

Ambruknya pasar surat hutang secara global yang diawali oleh kejatuhan peringkat surat hutang Yunani oleh lembaga penilai S&P menjadi junk bond (obligasi sampah), semakin mempertegas fenomena ini.

Meski demikian, orang masih tidak percaya juga akan ancaman yang sudah jelas di depan mata, ibarat orang yang terpukau oleh surutnya air di pantai sebelum berubah menjadi serbuan Tsunami Raksasa yang siap menerkam siapa saja yang berada dalam jangkauannya. Padahal kejatuhan ekonomi Eropa akan memukul eksport dalam jumlah besar, karena jika Amerika sedang sakit dan daya serap pasar turun, lantas Eropa ikutan pingsan, ke negara mana lagi kita akan melempar hasil produksi kita? Sebab negara Timur Tengah sendiri sedang ikut-ikutan memperketat likuiditas karena khawatir efek krisis global yang menular dan pasar mereka sendiri sudah penuh dibanjiri produk dari berbagai negara lainnya.

Itu sebabnya, proteksi pasar dalam negeri harus dilakukan oleh setiap negara yang ingin selamat dalam krisis kali ini. Impor komoditas seperti beras dan gula adalah tidak perlu dan tidak berdasar. Begitu pula dengan sejumlah produk pertanian lainnya. Di sisi lain, pemerintah harus menyetop sejumlah peraturan dan kebiasaan memarginalkan para petani dan nelayan. Sejumlah subsidi pupuk, dan bahan bakar bagi para petani dan nelayan dapat sedikit banyak membuat nafas para petani dan nelayan lebih panjang. Bukan lantas malah menaikan harga pupuk karena alasan kenaikan harga gas. Karena Gas kita itu tidak perlu di ekspor, justru harus digunakan terlebih dahulu demi kebutuhan pasar dalam negeri terutama industri pupuk dalam negeri.

Di lain pihak, harus ada intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, peningkatan ketrampilan dan keahlian para petani kita agar siap bersaing dengan negara lain. Swastanisasi dan PMA dalam industri pertanian harus ditekan karena petani kita hanya akan menjadi budak industri pertanian modern jika pemerintah memberikan insentif justru pada pihak swasta modern ataupun investasi asing dalam pertanian. Justru pemerintah seharusnya memberikan subsidi modal kepada para petani dan nelayan miskin agar mereka dapat mengembangkan industri agraris dan perikanan kita ke arah yang lebih modern dan maju seperti halnya Amerika yang mati-matian memproteksi industri pertaniannya.

Di sisi lain, sektor UMKM juga harus mendapatkan prioritas kredit dan sejumlah subsidi baik dalam bentuk regulasi yang menunjang sektor UMKM dalam negeri maupun sejumlah paket bantuan modal dan keahlian. Hal ini perlu agar ketahanan ekonomi dalam negeri semakin kuat dan semakin banyak orang yang tertarik untuk berwiraswasta. Karena jika banyak orang yang bisa memperoleh kesempatan dan modal untuk berwiraswasta, maka dalam jangka panjang pendapatan domestik akan naik dan kita bisa lebih kuat secara fundamental menghadapi berbagai krisis di masa depan.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Ketika Saham Hanyalah Secarik Kertas Tak Berguna

Peristiwa ini sudah sangat lama terjadi, sekitar April 1999.

Sabtu Siang:

Secara resmi, melalui berita televisi dan radio petinggi Bank Indonesia mengumumkan dilikuidasinya sejumlah bank, dan dibekukannya operasional bank yang diduga bermasalah. Kekecewaan terjadi di antara sejumlah karyawan bank, bahkan ada yang sampai shock tidak menyangka, karena pada hari sebelumnya masih belum mendengar berita apapun.

Sementara sejumlah orang lainnya frustasi karena kehilangan uang mereka di pasar modal yang tidak akan pernah kembali, padahal mereka berpegang pada analisis fundamental yang solid, dan juga percaya bahwa bonus mereka yang dibayarkan dalam bentuk saham akan berguna di masa depan, akan tetapi mereka lupa faktor politik yang hingga kini masih menentukan arah negara ini.

Namun begitu, orang sering lupa belajar dari sejarah, orang selalu cenderung mengikuti mainstream ke arah mana kerumunan dan keramaian bergerak. Sering terlalu optimis berlebihan atas sejumlah prediksi positif yang digelontorkan oleh para pialang saham dan petinggi sekuritas. Lupa belajar dari kasus-kasus buruk pada masa krisis apakah itu Malaise Ekonomi tahun 1929-1940, Krisis Moneter Asia 1997-1998, dan Tsunami Subprime Mortgate yang berujung Krisis Global 2008.

Padahal krisis Global 2008, belum selesai, ini hanya awal dari perulangan dari Krisis 1929 di mana di tahun-tahun selanjutnya hanya terjadi kenaikan indeks saham sesaat kurang dari setahun dan berakhir dengan stagflasi dan stagnan nya perekonomian selama kurang lebih 10 tahun.

Hasil survei terakhir dari HSBC mengenai indeks manufaktur di RRC yang menunjukan perlambatan dalam enam bulan terakhir, semakin membuka mata para investor, bahwa kejatuhan Yunani hanyalah awal dari perulangan kejadian buruk itu.

RRC selamat karena ekonominya memang sengaja dirancang sangat sophiscated dan tahan gempa finansial global hingga skala tertinggi gempa finansial yang mungkin bisa terjadi. Keteguhan menahan kurs Yuan dan melakukan spekulasi masif atas komoditas sebagai cadangan devisa alternatif membuat ekonomi mereka nyaris tidak tergoyahkan menghadapi kejatuhan Amerika dan Eropa. Pemenuhan kebutuhan ekonomi dalam negeri secara mandiri, membuat mereka tahan banting, meskipun banyak juga para spekulan property yang gulung tikar.

Lantas yang menjadi pertanyaan, jika mimpi buruk itu benar terjadi, kemana dan dimanakah posisi kita? Sementara Skandal Century terus bergulir dan Dewan Rakyat sibuk berpolitik dengan pemerintah?

Semoga saja, Tuhan masih rela menolong bangsa ini untuk kesekian kalinya lolos dari ancaman kehancuran ekonomi dan sosial.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Sabtu, 01 Mei 2010

Kekeliruan pemahaman NAB vs NAV dalam Reksadana

Beberapa waktu yang lalu, saat menjelang sidang Tesis, seorang sahabat dan partner berdiskusi, pernah bertanya kepada saya, “yang Pak Alex maksud itu NAB atau NAV? Karena beda lagi”. Saya terdiam sejenak, memandangnya nyaris tak percaya. Karena nyaris setahun mengerjakan dan berdiskusi, yang bersangkutan malah belum tahu juga pemahamannya. Lebih celaka lagi, salah seorang Relationship Manager dari bank terkemuka juga mengatakan hal yang sama. Padahal beliau pemegang lisensi WAPERD (Wakil Agen Penjual Efek Reksadana).

Agar informasi ini tidak semakin bias dan menyesatkan, marilah kita tinjau secara resmi pengertian dan pemahaman NAV / NAB ini:

  1. Menurut Suara Investor : http://suarainvestor.com/n.html/ pengertian Net Asset Value (Nilai Aktiva Bersih) Nilai total portofolio dikurangi dengan kewajiban-kewajiban dalam portofolio. Dalam konteks valuasi, NAV adalah nilai buku aset perusahaan dikurangi dengan kewajiban-kewajiban (utang) perusahaan. Istilah NAV atau nilai aktiva bersih umum pula digunakan dalam instrumen reksa dana.
  2. Menurut Wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana#Nilai_Aktiva_Bersih NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolok ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa Dana.NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut.
  3. Menurut Investopedia : http://www.investopedia.com/terms/n/nav.asp In the context of mutual funds, NAV per share is computed once a day based on the closing market prices of the securities in the fund’s portfolio. All mutual funds’ buy and sell orders are processed at the NAV of the trade date. However, investors must wait until the following day to get the trade price.

Dari hal tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan “bahwa NAB atau Nilai Aktiva Bersih Reksadana, adalah pemahaman dari NAV atau Net Asset Value Reksadana. Sehingga bahwa NAB dan NAV adalah satu hal yang sama dan tidak perlu diperdebatkan perbedaannya”.

Mengkhawatirkan, karena bahkan dikalangan para pelaku industri Asuransi dan Reksadana, masih banyak marketing team dan sales person yang tidak menguasai materi tersebut, termasuk tata cara perhitungan dan perpajakannya.

Semoga tulisan ini, dapat membawa pencerahan dan agar tidak membingungkan calon investor.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker