Kamis, 29 April 2010

Eropa Pasca Kejatuhan Yunani dan Portugal

Beberapa hari yang lalu terjadi peristiwa yang benar-benar menggemparkan pasar uang di seluruh dunia, yakni diturunkannya peringkat surat utang Yunani dan Portugal menjadi Junk Bonds atau sering disebut sebagai obligasi kelas sampah.

Penurunan peringkat hutang tersebut oleh salah satu lembaga rating terkemuka, langsung ditanggapi oleh kepanikan pasar saham dan surat hutang di seluruh dunia dengan penjualan secara masif sejumlah saham dan surat hutang negara di hampir seluruh dunia.

Padahal sejak awal sudah ditengarai bahwa Yunani dan juga belakangan Portugal akan mengalami kegagalan dikarenakan fundamental ekonominya sangat rapuh dengan rasio PDB (produk domestik bruto) terhadap hutang melampaui batas normal yang disepakati secara global.

Kepanikan itu juga dipicu dengan terbebernya sejumlah data bahwa banyak negara-negara Eropa terutama yang berada dalam Economic Euro Zone dan tergabung dalam mata uang Euro juga tengah mengalami krisis ekonomi dan tingkat hutang di atas normal.

Bahkan Jerman yang juga merupakan motor penggerak ekonomi Eropa dan mayoritas penduduknya adalah pekerja keras dan rajin menabung juga tidak luput dari zona bahaya tingkat hutang di atas normal. Meskipun belum separah Yunani dan Portugal.

Hal ini menyebabkan mata uang Euro terus melorot dari posisi 1.4 terhadap US Dollar turun menjadi 1.3 dan kemungkinannya diprediksi akan turun terus sejalan dengan semakin terpaparnya kondisi ekonomi Eropa yang sebenarnya.

Jika hal ini terus terjadi, maka sejumlah pengamat mengkhawatirkan akan terjadi ambruknya ekonomi Eropa secara beruntun dan meruntuhkan kepercayaan global terhadap mata uang dan ekonomi negara-negara Eropa.

Sejalan dengan itu, beberapa pengamat menilai akan ada skenario ditendangnya sejumlah negara Eropa yang bermasalah dari ikatan mata uang tunggal Euro demi mencegah kejatuhan yang lebih dalam bagi negara-negara Eropa lain yang belum terkontaminasi krisis di Eropa. Apalagi dasar pembentukan mata uang Euro dan Zona Ekonomi Eropa adalah pada sejumlah asumsi tingkat pertumbuhan, inflasi dan juga pendapatan rata-rata penduduk.

Oleh sebab itu, kemungkinan Yunani dan Portugal akan ditendang dari mata uang Euro meskipun belum tentu didepak dari Zona Ekonomi Eropa. Sebab jika tidak, akan menimbulkan domino efek ke segala penjuru Eropa akibat beban hutang yang demikian besar, dimana banyak negara Eropa yang juga tengah dilanda masalah tingkat hutang yang berada di atas normal.

Hal ini mengakibatkan China bisa bernafas dengan lega terhindar dari tekanan USA untuk merevaluasi mata uangnya terhadap US Dollar. Dengan demikian, sejumlah negara Asia maupun Emerging Market yang bergantung kepada eksport dalam nilai tukar US Dollar akan tetap dapat bernafas dengan lega karena pelemahan dollar secara jangka panjang setidaknya tertahan dalam periode tertentu.

Namun di sisi lain, kejatuhan Eropa, akan memukul angka pertumbuhan ekspor, karena daya serap pasar menjadi sangat terbatas, utamanya karena sejumlah negara di Eropa akan membatasi impor barang demi menjaga stabilitas perekonomian di dalam negeri. Padahal Amerika sendiri sebagai pasar tujuan utama sejumlah negara eksportir seperti Indonesia sedang dalam kondisi krisis, sehingga daya serap terhadap produk ekspor sejumlah negara menjadi sangat terbatas.

Dalam jangka panjang, hal ini boleh jadi akan menyebabkan potensi penguatan dan pemulihan ekonomi global akan terhambat, dan dunia akan dihadapkan pada depresi ekonomi yang sangat panjang.

Sejalan dengan itu, peran pemerintah dalam mendorong sektor perekonomian industri UMKM dalam negeri dan juga pertanian dan perikanan perlu ditingkatkan lebih lanjut. Proses marginalisasi para pertani dan nelayan harus segera dihentikan, sebab satu-satunya cara mencegah negara kita ikut terjun bebas ke dalam jurang kehancuran ekonomi adalah dengan memberdayakan ketahanan ekonomi rakyat miskin menjadi lebih makmur dengan demikian jumlah penduduk di atas 200 juta jiwa akan menjadi sangat signifikan dalam mensubstitusi angka ekspor yang menurun, karena daya serap produk secara domestik meningkat dikarenakan adanya kenaikan pendapatan penduduk.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Selasa, 27 April 2010

Statistik Dipandang Dari Sudut Keilmuan

Seringkali dalam setiap pembicaraan maupun rapat-rapat, orang menganggap remeh mengenai statistik, dan bahkan cenderung menyepelekannya. Orang seringkali mengatakan statistik sebagai akal-akalan para pemikir dan analis ekonomi. Padahal statistik adalah suatu cabang ilmu yang sangat menekankan pendekatan kompleks antara ilmu logika dengan matematika.

Banyak sekali masalah-masalah kompleks dalam transportation management utamanya dalam ilmu Warehouse Distribution bisa dipecahkan melalui pendekatan Statistik. Bahkan metode peramalan permintaan dan juga masalah penekanan bull-whip effect bisa dikelola dengan menggunakan pendekatan statistik.

Bahkan para dewa judi Las Vegas dan Macao juga kebanyakan menggunakan pendekatan statistik probabilitas. Sama halnya dengan yang banyak dilakukan para spekulan pasar futures dan pasar valas selain penggunaan metode charting technical analysis dan moving average.

Statistik dalam kehidupan sehari-hari juga berguna sebagai alat bantu dalam memecahkan masalah-masalah kompleks utamanya dalam operasional bisnis dan strategi manajemen. Dalam bentuk sederhana dapat digunakan sebagai sarana berdagang di pasar tradisional utamanya oleh para pedagang sembako dalam menentukan harga yang tepat guna memperoleh keuntungan dalam berdagang.

Selama ini orang menganggap statistik sebagai hal yang sangat rumit dan kompleks, namun pada kenyataannya tidak selalu demikian. Kesalahan pemahaman siswa akan statistik, lebih disebabkan oleh keterbatasan kemampuan para pengajar dalam mengajar statistik sehingga menjadi suatu pelajaran yang menarik dan berharga. Ditambah lagi memang tidak semua orang berbakat menjadi pengajar mata kuliah statistik, hal ini semakin menambah tingkat keyakinan banyak orang bahwa statistik adalah mata kuliah yang sulit.

Hal ini karena umumnya, meski seseorang dapat meraih nilai A pada mata kuliah statistik, namun belum tentu yang bersangkutan dapat menularkan kepandaiannya kepada orang yang dilatih atau dibimbing. Sebab kompleksitas pada pola berfikir statistik cenderung sulit dipahami jika hanya menggunakan pendekatan logika saja, karena memang statistik juga menggunakan pendekatan matematika dan juga penggunaan banyak rumus dan tabel.

Itu sebabnya, jarang ditemui para pengambil gelar Doktoral dalam bidang Statistik di tanah air, karena selain kompleks, juga orang sering berfikir jurusan tersebut tidak memiliki nilai jual. Padahal di luar negeri, statistik memperoleh banyak tempat utamanya pada bagian divisi Pengembangan dan Riset (R&D).

Semoga saja, di masa depan, cabang ilmu statistik tetap memiliki peminat dan selalu ada proses regenerasi bagi para pengajar mata kuliah statistik.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Senin, 26 April 2010

Gaji vs Korupsi dalam Perspektif Bisnis

Belakangan ini sering menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat, mengenai fenomena para pejabat yang bergaji besar namun masih melakukan korupsi. Kenapa, mengapa, dan bagaimana mungkin orang-orang yang bergaji besar dibandingkan rata-rata masyarakat umum tersebut masih bisa dan tega melakukan korupsi.

Namun jangan salah, ukuran dari korupsi itu tidak dan bukan dari besar atau kecilnya gaji, melainkan dari ada atau tidaknya kesempatan dan contoh dari lingkungan sekitarnya, termasuk dari contoh atasan yang lebih tinggi lagi.

Di bisnis yang yang memiliki omzet trilyunan rupiah perbulan pun, masih ada korupsi dikalangan jajaran dewan direksinya. Contohnya penyakit korupsi yang menimpa lembaga-lembaga keuangan terkemuka di Amerika di mana para direksinya dengan pongah datang menghadap Obama dan Kongres dengan Jet Pribadi, padahal perusahaannya sudah sekarat dan ditalangi oleh dana bailout.

Atau di sejumlah BUMN yang baru-baru ini para petingginya ditangkap oleh KPK, padahal penghasilan mereka lebih dari layak. Setidaknya jauh di atas gaji rata-rata manajer di Indonesia yang berada pada rentang 8 hingga 20 juta rupiah perbulan.

Korupsi dalam bisnis sangatlah menganggu pendapatan dan operasional perusahaan. Bayangkan jika anda mendapati salah seorang pejabat perusahaan anda melakukan praktek illegal seperti mendirikan “perusahaan dalam perusahaan”. Keuntungan yang seharusnya dinikmati para pemegang saham dan juga karyawan dan direksi dalam bentuk bonus akhir tahun, justru bocor digerogoti oleh sejumlah oknum.

Apakah anda menyangka dengan memberikan gaji istimewa dan bonus-bonus tidak resmi lainnya pada sejumlah orang kepercayaan bisa membuat mereka tidak korup? Itu adalah salah besar. Sejumlah bisnis kelas kakap terpaksa memberhentikan sejumlah CEO mereka karena kedapatan melakukan praktek illegal “perusahaan dalam perusahaan” atau melempar sejumlah order / outsourching ke dalam bisnis milik para oknum tersebut.

Gaji bukan satu-satunya faktor yang bisa meredam korupsi. Gaji mahal tidaklah cukup. Anda harus membangun sistem prosedur operasional yang mengacu kepada standar-standar tertentu dan juga sistem pengawasan berjenjang yang baik. Pemberian wewenang yang terlalu tinggi kepada seseorang, kebebasan mengambil keputusan di luar batasan jabatan yang seharusnya juga tidak baik. Hal lain yang perlu dilakukan adalah penghindaran terjadinya standar ganda dalam sistem perusahaan. Jika anda membedakan perlakukan gaji, tunjangan dan remunerasi secara terang-terangan di luar jenjang status kepegawaian, hal tersebut juga meningkatkan peluang terjadinya korupsi.

Permainan praktek mafia pajak di pengadilan pajak sehingga membuat para petinggi harus turun tangan membenahi, adalah contoh bagaimana suatu sistem dapat kebobolan jika tidak ada lembaga pengawas yang bertanggung jawab mengawasi secara penuh.

Itupun anda harus meyakinkan tidak hanya secara pribadi akan tetapi juga secara sistem dan obyektif bahwa pengawasan dan para petugas pengawas dan evaluasi memang bekerja secara benar dan obyektif. Jika tidak, maka sistem pengawasan yang anda bangun tidak akan berjalan dengan lancar. Bahkan justru bisa terlibat dalam skandal korupsi yang sistemik.

Umumnya, perusahaan-perusahaan yang mengacu kepada sistem operasional yang baku, selain terdapat lembaga pengawasan internal semacam internal auditor, juga secara rutin melakukan audit investigatif dan audit report secara berkala. Audit ini tidak hanya mencakup audit keuangan, namun juga audit dari sisi operasional dan audit dari sisi hukum, utamanya menyangkut sejumlah temuan dokumen perjanjian yang perlu diperdalam lebih lanjut seperti kontrak karya atau kontrak kerjasama, juga kontrak perjanjian jual beli ataupun outsourching.

Bahwa ekonomi biaya tinggi sebesar 30% seperti yang dikemukakan oleh seorang almarhum profesor ekonomi terkemuka di masa lalu, memang benar adanya. Jika suatu model bisnis dapat melakukan upaya perampingan birokrasi di dalam sistem bisnisnya dan memangkas jalur-jalur atau celah-celah yang memungkinkan terjadinya praktek korupsi, memang kebocoran itu bisa ditekan, dan perusahaan ataupun pemerintahan dapat menghemat biaya operasional secara signifikan.

Yang perlu diingat, praktek korupsi, berdasarkan pengalaman selama ini, lebih sering dilakukan oleh orang-orang yang telah lama ada di dalam suatu sistem. Praktis orang baru seperti para management trainee sulit melakukan korupsi karena belum terbiasa dengan pola dalam sistem dan masih harus belajar menyesuaikan diri. Sehingga jika anda mencurigai adanya praktek korupsi di suatu lingkungan departemen atau unit bisnis, anda perlu melakukan suspensi atau penonaktifan sementara, dan mengisi posisi jabatan itu dengan para freshgraduate baru ataupun pedatang baru yang berpengalaman dan memiliki intergritas dan rekam jejak yang profesional dan terpercaya.

Semoga berbagai kasus temuan korupsi baik di kalangan pemerintahan, swasta dan juga sektor lainnya dapat menjadi kasus pembelajaran yang baik agar di masa depan kita dapat membenahi dan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya korupsi.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Minggu, 25 April 2010

Ancaman Koreksi IHSG dan Fundamental Ekonomi

Belakangan ini, nampaknya banyak orang yang terhipnotis oleh Euforia pasar saham yang semakin melambung hingga ke level 2900an lebih. Malah banyak analisis yang sesumbar indeks akan terbang hingga ke level 3500an.

Kejadian ini mirip seperti tahun 2007 silam, dimana semua orang optimis berlebihan dan mengatakan market akan menembus plafon 3000 di akhir tahun, padahal kenyataannya krisis Subprime di bulan Agustus benar-benar meledak secara beruntun sejak bulan November 2007 dan terus menukik tajam hingga terjerembab di awal 2009 ke level 1100. Jauh melampaui prediksi fundamental yang seharusnya jatuh hanya sebanyak maksimal 40% saja ke level 1740 dari titik tertinggi di 2840.

Saat itu orang memang terbuai oleh kenaikan harga minyak dan sektor tambang yang fantastis di mana sebenarnya hanya merupakan pengalihan penyelamatan asset para Hedge Fund dan Private Equity Fund serta Private Banking dari ancaman amblasnya sektor kredit Subprime.

Padahal jika diteliti lebih seksama, fundamental kebutuhan minyak dunia tidaklah setinggi yang dibuai atau ditiupkan para spekulan bursa komoditas. Harga minyak mentah 100an USD lebih per barrel, bukan cerminan kebutuhan konsumsi. Apalagi saat ledakan pertama krisis subprime terjadi di bulan Agustus.

Akan tetapi, orang memang lebih senang ditipu oleh grafik-grafik dan isu-isu panas yang ditiupkan para analis ketimbang memakai akal sehatnya. Sehingga terciptalah bubble harga komoditas yang sangat spektakuler sepanjang sejarah. Padahal bahkan sejumlah perusahaan minyak ternyata terlibat ikut bermain menggelembungkan harga minyak dunia itu dengan menyembunyikan kapal-kapal tanker mereka di sepanjang terusan dan kanal-kanal ataupun semenanjung yang aman dari pantauan publik.

Ketika akhirnya bubble itu meletus, dan terlihat permintaan (demand) riil dari harga minyak dunia, yang ternyata justru anjlok, maka semua orang panik dan berlomba menjual harga saham sektor komoditas yang mereka miliki, sebanyak yang mereka mampu. Bahkan terlihat beberapa perusahaan Asset Management Asing yang beroperasi di Indonesia, juga tidak mampu menutupi kepanikan mereka karena terlalu banyak berspekulasi secara masif pada emiten komoditas tambang tertentu.

Padahal pada tugas akhir mata kuliah Corporate Valuation yang saya kerjakan semasa masih belajar di program studi S2 dulu, saya pernah berargumentasi bahwa harga emiten itu tidak lebih dari 600 rupiah pada masa krisis dan 3000 rupiah pada masa bullish market. Namun lambungan harga pada titik 8000 memang menyilaukan mata banyak orang, bahkan termasuk perusahaan investasi kelas kakap.

Saat ini banyak orang, kembali berspekulasi bahwa indeks harga saham gabungan di bursa efek Indonesia akan kembali menembus angka keramat 3500, di akhir tahun. Namun sebenarnya ada hal-hal yang menjadi ancaman terjadinya kembali koreksi tersebut. Hal-hal itu mencakup:

  • Kenaikan suku bunga di Semester ke 2 tahun 2010
  • Turunnya kembali permintaan futures minyak dunia
  • Kemungkinan gagalnya program penyelamatan Yunani
  • Tingkat pertumbuhan kredit secara riil yang bisa saja tidak setinggi ekspetasi
  • Kemungkinan gagalnya musim panen akibat perubahan cuaca
  • Koreksi tehnikal atas beberapa harga saham yang telah melampaui fundamentalnya

Dalam wawancara beberapa malam yang lalu, antara seorang pengamat ekonomi dari salah satu Global Fund dengan stasiun televisi asing, dikatakan bahwa ada kemungkinan terjadi bubble kembali dan secara fundamental China yang menjadi patokan bursa Asia akan terkoreksi karena ekonomi di negara tersebut mulai memanas, di mana pemerintah RRC pastinya akan berusaha memperlambat akselerasi ekonominya dengan sejumlah kebijakan uang ketat.

Apa boleh buat, senada dengan itu, salah satu petinggi sekuritas di Jakarta, pada bulan Februari lalu juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa ekonomi dunia memang telah terbebas dari krisis, namun belum melewati masa depresi. Dan krisis pada abad ini jauh lebih dahsyat daripada krisis pada masa depresi global tahun 1929/30an yang menyebabkan Amerika nyaris bangkrut total. Sehingga kehati-hatian para spekulan dan pemain pasar modal mutlak diperlukan agar tidak terjadi kehancuran ditahap berikutnya.

Sebagai catatan tambahan, berdasarkan info dari situs Bappepam LK, sepanjang tahun ini reksadana pasar uang menunjukan kinerja yang gemilang sebagai hasil ekspetasi pasar terhadap kemungkinan naiknya kembali suku bunga deposito di semester ke dua tahun ini (http://www.detikfinance.com/read/2010/04/26/080121/1345216/479/mencermati-kemilau-reksa-dana-pasar-uang) . Jadi bersiap-siap lah mulai sekarang.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Jumat, 16 April 2010

Bom Waktu yang Bernama Surat Utang Negara

Note: Tulisan ini tidak bermaksud untuk memojokan siapa-siapa, tapi sebagai telaah atas kebijakan publik yang kemungkinan berdampak buruk secara jangka panjang.

Merujuk kepada berita terbaru di Kompas Online Jum’at 16 April pukul 16.38 WIB mengenai jumlah utang luar negeri Indonesia yang nyaris mencapai 2000 Trilyun (tepatnya sekitar 1700an Trilyun rupiah), cukup mengagetkan. Karena sebelumnya masih bermain pada plafon 1500an Trilyun. Atau naik 17.55% dari periode yang sama di tahun lalu.

Terus terang banyak pihak merasa skeptis apakah kenaikan nominal hutang ini dapat dikelola dengan baik, mengingat pendapatan kita dari sektor perpajakan sendiri masih cukup lemah. Sementara dari sektor ekspor kita cukup kedodoran selain karena faktor penguatan rupiah, juga karena masalah ACFTA yang memukul daya saing industri dalam negeri.

Ada pemeo di kalangan investor pasar modal, bahwa tahun 2008 adalah tahun membeli / masuk pasar modal yang sedang sekarat, tahun 2009/2010 menikmati keuntungan / kenaikan saham dan yield SUN, tahun 2011/2012 panen atau profit taking, dan tahun 2014 kiamat nasional karena ledakan SUN yang jatuh tempo sangat besar.

Pemeo tersebut bisa jadi benar jika mengingat kemampuan finansial kita yang masih lemah, bukan cuman dalam hal pengelolaan utang luar negeri, namun juga masalah korupsi dan penggunaan anggaran negara secara optimal yang tidak kunjung usai, sehingga penerbitan utang luar negeri selalu bertambah dari tahun ke tahun.

Menjadi pertanyaan mendasar adalah, apakah tolak ukur Debt to GDP Ratio dapat dijadikan sebagai acuan penerbitan SUN secara terus-menerus tanpa memandang kesanggupan negara melunasi hutang luar negeri? Karena meskipun GDP kita tinggi, tapi Tax Ratio nya sangat rendah. Dan lagi selama ini GDP kita yang tinggi itu hanya berfokus pada angka 10% piramida kekayaan. Sisanya sekitar 90% bukanlah berada pada batasan penghasilan rata-rata, namun kebanyakan berada di bawah rata-rata.

Saat ini saja masalah Kredit Tanpa Anggunan sudah mulai membebani sejumlah bank, karena ternyata lebih banyak yang kreditnya macet ketimbang lancar. Belum lagi masalah kartu kredit, kredit usaha kecil dan lain sebagainya. Jelas bukan pertanda yang bagus untuk terus menerbitkan utang luar negeri.

Pemerintah harus mulai memikirkan cara lain dalam mengatasi kekurangan dana anggaran selain daripada hanya sekedar terus-menerus menerbitkan utang luar negeri.

Optimalisasi pemakaian anggaran negara secara bijak, efisien, dan tepat sasaran perlu dikaji ulang, karena kenyataannya di lapangan, penerbitan utang luar negeri belum benar-benar menggerakan perekonomian rakyat kecil utamanya industri skala kecil sampai menengah.

Dukungan infrastruktur dan birokrasi yang bersih serta efisien dan cepat adalah dambaan banyak pihak guna mengakselerasikan gerak roda pembangunan. Kerjasama BOT (Build Operate Transfer) dapat diusahakan guna menekan cost pembangunan agar tidak membebani anggaran. Sehingga anggaran dapat dipakai untuk mensubsidi perekonomian rakyat kecil utamanya dari segi permodalan usaha dan berbagai kemudahan lainnya.

Namun yang paling terpenting, adalah pemerintah harus memikirkan bagaimana mengatasi masalah kekurangan dana pembangunan secara lebih baik, bukan dengan cara terus-menerus menerbitkan utang luar negeri secara masif yang dapat membuat negara kita kiamat.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Jumat, 09 April 2010

Mimpi Kaya di Siang Bolong

Belakangan ini muncul gejala banyak orang bermimpi jadi kaya raya hanya dengan setor uang dan berharap uangnya beranak-pinak dalam sekejab. Tentu saja impian ini layak disebut mimpi di siang bolong, seperti halnya kita berharap menang lotre secara terus-menerus.

Mimpi jadi kaya di siang bolong ini, bisa berujung pada beberapa hal, antara lain:

  1. Jadi korban penipuan investasi bodong dan atau hipnotis. Yang berujung pada frustasi, kegilaan, jatuh miskin dan lain sebagainya.
  2. Terlibat dalam kasus kriminal (money laundering dan atau tindak kriminal lainnya) baik secara sengaja atau tidak sengaja, entah jadi investor tindak kejahatan baik secara pasif maupun aktif.

Umumnya para kriminal, penipu, dan orang-orang yang memanfaatkan kebodohan para pemimpi di siang bolong ini menawarkan jebakan dalam modus investasi bodong berkedok bisnis, saham, valas, arisan berantai, undian berhadiah dan lain sebagainya.

Namun jenis penipuan paling canggih adalah dalam bentuk investasi bisnis, pasar modal dan arisan berantai/berjenjang.

Untuk penipuan bisnis, umumnya para pelaku hanya menjanjikan return sekian, tapi tanpa kejelasan laporan keuangan, neraca rugi laba, operasional cash flow dan lain sebagainya. Biasanya investor di pancing dengan kelancaran pemberian return sehingga investor terpacu atau sengaja dipancing untuk setor modal lebih besar lagi sampai akhirnya pembayaran atau pembagian keuntungan mendadak macet di tengah jalan.

Sedangkan trik penipuan pasar modal ada berbagai rupa. Dari mulai rekayasa transaksi saham fiktif oleh sekuritas bodong ataupun pialang berjangka bodong alias dibandarin sendiri. Gorengan saham tidak likuid sehingga naik secara fantastis namun ketika investor masuk tidak bisa keluar karena likuiditas sahamnya tidak ada (sepi transaksi hanya di goreng oleh team mereka sendiri). Sampai paling canggih nya berupa repo saham bodong dan konversi sepihak obligasi sampah gagal bayar menjadi saham.

Untuk kasus obligasi ini, tidak tanggung-tanggung korbannya, yang tertipu bukan cuman investor perorangan, tapi bahkan institusi keuangan baik lokal maupun internasional. Padahal semestinya bisnis yang tidak prospek ataupun tidak jelas laporan keuangannya semestinya tidak layak masuk pasar modal dan seharusnya juga tidak layak untuk diinvestasikan.

Arisan berjenjang / berantai ini sebenarnya memakai trik lama yakni praktek penipuan ala skema ponzi, mirip dengan investasi bisnis. Umumnya uang nasabah diberikan return yang berasal dari uang nasabah baru (jika tidak memakai skema piramida) atau nasabah yang menjadi downlinernya jika memakai skema piramida.

Arisan ini menjadi default alias gagal bayar, kalau tidak ada nasabah baru ataupun downliner baru, dan atau salah seorang dari jaringan itu sadar lantas buru-buru menarik semua investasinya.

Hebatnya Madoff, seorang pelaku penipuan terkenal yang pernah menjadi salah satu anggota komisi pasar modal Amerika (SEC) justru memakai skema penipuan ala Ponzi ini untuk menipu bank-bank besar skala internasional yang sangat hebat reputasinya. Jadi jangan anda bayangkan cuman orang lugu saja yang bisa tertipu, institusi keuangan pun bisa dibodohi. Padahal Madoff hanya menawarkan “return” sebesar kurang lebih sekitar 10-13% per tahun saja, kurang lebihnya mirip seperti imbal hasil SUN (Surat Utang Negara) pada negara berkembang.

Yang perlu dipahami, bahwa, return bisnis yang jujur itu paling hebat hanya 20-25% setahun tergantung dari tipe bisnisnya. Jadi mustahil atau sangat langka bahwa ada kasus return investasi sangat tinggi tanpa risiko sedikitpun. Kita pun tetap diminta menggunakan nalar dan akal sehat terhadap setiap tawaran investasi yang menggiurkan meski returnnya tidak terlalu tinggi. Karena terkadang ada bisnis yang memang punya potensi gagal bukan karena bodong, melainkan karena pengelolaannya tidak benar atau memang memiliki karakteristik risiko yang sangat tinggi.

Semoga kita semua bisa semakin memahami dan terhindar dari risiko penipuan.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Rabu, 07 April 2010

Tips Cara Membina Karier dan Mendapatkan Pekerjaan

Sebenarnya mencari pekerjaan itu gampang-gampang susah, ada yang dapat pekerjaan dengan mudah, ada juga yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Menjadi pengusaha juga tidak mudah, selain perlu modal, nyali untuk mengambil risiko, ketrampilan atas bidang usahanya, pengetahuan yang cukup dan lainnya. Tapi lebih sulit sebenarnya adalah membina karier itu sendiri sehingga mudah dilirik oleh para pencari kerja.

Berikut akan saya bagikan tips-tipsnya berdasarkan yang umumnya diminta oleh perusahaan:

  1. Bekerjalah di bidang yang saling terkait satu sama lain, dan usahakan menetap di pekerjaan tersebut setidaknya tiga sampai lima tahun dengan pencapaian kenaikan jenjang jabatan secara kontinyu. Misalnya anda masuk sebagai staff, usahakan setidaknya cari kerja baru itu kalau sudah naik level jadi asisten manajer atau manajer. Jangan buru-buru pindah kalau masih di bawah, karena perusahaan tidak melihat prestasi kerja anda jika masih di jabatan yang sama apalagi jika tidak ada pencapaian target-target atau proyek-proyek tertentu.
  2. Perluas jaringan anda, baik melalui teman-teman sekantor, teman sesama alumni baik SMA maupun perguruan tinggi, dan juga asosiasi-asosiasi bisnis dan profesional yang menjadi acuan karier anda, misalnya anda seorang pekerja logistik atau supply chain, aktiflah di asosiasi logistik dan sebagainya.
  3. Bina lah hubungan baik dengan bekas atasan ataupun dengan orang-orang yang masih ataupun pernah bekerja dengan anda. Orang Jepang dan Korea umumnya lebih suka mempekerjakan bawahan atau rekan yang sudah dia kenal lama. Mereka tidak suka dengan orang baru yang belum mereka ketahui etos kerja dan kejujurannya. Apalagi jika track record anda sering berpindah kerja, sulit bekerja di perusahaan mereka.
  4. Jangan bekerja dibidang yang anda tidak sukai dan tidak anda kuasai, karena cepat atau lambat karier anda akan menjadi stagnan dan prestasi kerja anda mundur, kalau sudah begini surat PHK bisa segera tiba.
  5. Boleh saja bekerja di bidang baru yang memberikan anda tantangan jika anda seorang yang sangat cepat belajar (fast learner) dan sangat cepat menguasai keadaan (adaptable), namun jika terlalu berisiko dan anda kurang cepat menguasai bahan pekerjaan lebih baik jangan diambil.
  6. Buatlah CV yang menarik, posisi, jabatan dan rutinitas adalah CV yang membosankan dan bisa saja langsung masuk tong sampah. Tapi buat CV berdasarkan posisi/jabatan pencapaian prestasi kerja anda dan proyek-proyek yang anda kerjakan selama itu. Misalnya selama menjadi manajer keuangan, prestasi anda adalah merapikan proses pembukuan menjadi lebih efisien, meningkatkan pendapatan dari piutang dagang yang sebelumnya tidak tertagih, dan lain sebagainya.
  7. Daftarkan diri anda di situs lowongan kerja online seperti Jobs DB dan Karier.com, dan juga di situs network karier seperti Linkedin.com. Umumnya sekarang para head hunter lebih suka mencari pelamar kerja dari linkedin. Utamanya untuk posisi Senior Manager ke atas dan bagi para eksekutif yang dapat menguasai bahasa asing (minimal Inggris).
  8. Pada saat interview, usahakan berpenampilan rapih dan menarik, tidak tegang, relax, dan menjawab pertanyaan dengan cerdas. Buka paradigma berfikir anda secara luas, jawaban-jawaban yang terlampau teknis dan kaku cenderung membuat malas orang yang mewawancarai anda, bahkan bisa kehilangan mood.

Demikan sekilas tips dari saya, semoga bermanfaat dan bisa meningkatkan karier anda.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker