Sepanjang tahun 2008 hingga 2011 ini, kita seringkali melihat nama-nama besar di industrinya masing-masing timbul tenggelam silih berganti. Merek-merek yang di era sebelum krisis 2008 berkibar layaknya jumawa, pada tahun 2011 banyak yang mengalami kerugian dan kejatuhan harga sahamnya. Bahkan ada beberapa merek besar yang diramalkan akan menghilang dalam 20 tahun ke depan.
Berhasil tidaknya suatu bisnis dalam jangka panjang, sangat tergantung kepada visi dari perusahaan tersebut, apakah bisa mengantisipasi perubahan pasar dan mengikuti dan bahkan memimpin arus perubahan selera pasar atau tidak.
Seringkali orang berfikir hanya dari sisi aspek keuangan atau aspek operasional saja, namun melupakan strategi bisnis dalam jangka panjang. Ketika suatu usaha mulai beranjak besar dan menggurita, seringkali melupakan bahwa dalam bisnis tidak ada yang kekal, layaknya suatu bentuk kehidupan akan mengalami fase penuaan dan kemunduran bahkan kematian jika tidak di antisipasi dengan baik.
Benar kita memerlukan quality control ala six sigma quality, dan juga supply chain management yang baik mengacu kepada standar SCOR (Supply Chain Organization Reference) Model, namun itu semua tidak ada artinya tanpa antisipasi perubahan bisnis dan juga inovasi dan perubahan dalam industri itu sendiri.
Sales, dan Marketing Strategic harus merupakan implementasi visi jangka panjang terhadap antisipasi perubahan pasar dan harus berisikan sejumlah inovasi dan perubahan dalam industri tersebut.
Begitupula dengan rencana operasional dan strategi operasional perusahaan, termasuk di dalamnya struktur bangun organisasi perusahaan, harus terus berubah seiring dengan perubahaan pasar yang sangat pesat.
Jika dulu suatu model bisnis lebih berorientasi kepada SILO model, saat ini, suatu bisnis dituntut untuk berubah mengikuti stream model bisnisnya. Ambil contoh, pada industri manufaktur, jika dahulu suatu pabrik terbagi-bagi atas divisi-divisi dari mulai operasional, keuangan, pemasaran, HRD dan lain sebagainya, saat ini banyak industri manufaktur dituntut untuk mengaburkan batasan antar divisi dan melakukan perubahan dalam struktur bidang organisasinya. Ada banyak industri consumer goods dituntut membagi-bagi divisi berdasarkan merek produknya, sehingga tidak aneh jika ada pabrik yang memiliki banyak pegawai keuangan yang terpecah-pecah ke dalam beberapa produk yang berbeda.
Suatu organisasi baik bisnis maupun non bisnis juga dituntut untuk semakin ramping dan fleksibel terhadap perubahan. Ada banyak manajer cabang yang lebih banyak melakukan tugas marketing merangkap operasional dan keuangan dibandingkan waktu yang lalu. Para pekerja dituntut untuk memiliki banyak fungsi dan ketrampilan agar organisasi dapat bertahan terhadap arus perubahan jaman. Ini karena persaingan usaha yang semakin ketat dan beratnya biaya operasional dari tahun ke tahun, sehingga jika suatu organisasi tidak ramping, efisien, dan efektif, maka organisasi tersebut bisa runtuh ke dalam jurang kebangkrutan.
Strategi-strategi pengembangan produk / jasa pun harus selalu mengacu kepada antisipasi perubahan selera pasar tersebut. Contoh paling gampang adalah penjualan bawang. Jika dulu orang banyak yang membeli bawang secara ketengan di pasar, sekarang banyak produk bawang olahan dari mulai bawang goreng hingga serbuk bawang dan juga kapsul berisi ekstrak bawang. Karena ternyata bawang bukan hanya diperlukan sebagai salah satu racikan bumbu dapur, tapi juga menyebar menjadi ramuan obat herbal untuk menjaga kesehatan dan menangkal berbagai penyakit.
Tentu saja dalam menghadapi arus perubahan itu, terkadang banyak individu di dalam organisasi yang tidak siap menghadapi perubahan bisnis dan organisasi. Untuk itu perlu adanya persiapan jangka panjang, dari mulai mempersiapkan orang-orang yang akan menjadi agen perubahan di dalam organisasi, kesediaan para pimpinan perusahaan termasuk komisaris dan pemilik bisnis untuk mengawal dan menjadi pemimpin arus perubahan, hingga fase persiapan perubahan itu sendiri dari mulai pengenalan, penyebaran pengaruh, implementasi hingga sampai ke tahap perubahan itu sendiri.
Siap tidak siap, dunia terus berubah, kita sendiri harus terus berubah, tentu saja ke arah yang lebih baik dan lebih positif. Jangan biarkan virus-virus anti perubahan terus menerus berada dan merongrong garis kebijakan yang telah ditetapkan. Pengaruhi dan ubah virus-virus anti perubahan itu agar mau berubah baik secara sukarela maupun dengan aturan organisasi. Ini agar tahapan transformasi bisnis bisa berjalan sesuai dengan rencana semula dan organisasi bisa berjalan dengan baik dan lancar.
Semoga bisnis dan organisasi anda tetap berkibar di tahun-tahun mendatang, salam perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar