Minggu, 08 Agustus 2010

Manajemen Bencana Sistem Komputerisasi Airport yang Terabaikan

Beberapa waktu yang lalu dan sampai hari ini masih menjadi pemberitaan hangat di mass media, adalah kasus down nya sistem komputerisasi dan x-ray di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng yang menurut kabar beberapa pihak diakibatkan oleh kegagalan sistem elektrik selama 1.7 detik.

Padahal untuk industri jasa yang sangat vital dan mahal seperti perbankan dan airport, membutuhkan system recovery plan yang sangat sempurna dan tidak mentolerir kesalahan ataupun kegagalan.

System Disaster Recovery Plan, tidak hanya mencakup fault tolerance dalam kelistrikan dan komputasi, namun juga dalam menghadapi bahaya dan ancaman pengeboman, terorisme, huru-hara massal dan lain sebagainya.

Mirorring system hanyalah satu dari seribu satu cara mengatasi kegagalan seperti yang terjadi di airport Soekarno Hatta. Listrik bandara sendiri tidak boleh satu detikpun berkedip, oleh karena itu penggunaan sistem UPS BackUp yang sempurna juga adalah wajib terutama pada bagian-bagian instalasi yang penting seperti mesin X-Ray, Radar, Avionik, Komputerisasi Sistem dan lain sebagainya. Istilahnya airport boleh hanya menyala dengan lampu darurat akan tetapi sistem komputer airport dari mulai radar, manajemen keamanan, imigrasi hingga bea cukai nya harus menyala 24 tanpa jeda satu detikpun.

Paling penting dari semuanya adalah, langkah-langkah prosedural-nya harus dibukukan secara resmi melalui ketetapan SOP (System Operational Procedure) dan harus diaudit secara berkala (setidaknya sebulan sekali) baik teknis pelaksanaannya maupun kesesuaiannya dengan tuntutan jaman.

Tidak kalah penting daripada itu adalah mentality concern dari segenap jajaran petugas dan manajemen di bandara untuk selalu bertindak antisipatif terhadap berbagai kemungkinan dan ancaman yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Seperti Jamming System Airport, yang bisa dilakukan oleh kapal perang AS sekelas kapal induk yang sering merapat di teluk Jakarta ataupun ancaman serangan teroris hacker IT maupun teroris politik dan keamanan.

Pembelaan diri dan silat lidah dari pihak-pihak terkait tanpa disertai tindakan perbaikan yang nyata adalah sia-sia, karena masyarakat dan berbagai pihak yang concern terhadap masalah ini menginginkan adanya perbaikan dan bukti nyata. Sehingga kiranya kejadian ini bisa menjadi pembelajaran yang mahal di masa depan.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar