Rabu, 11 Agustus 2010

Masa Depan Industri Telekomunikasi di Indonesia

Di mulai dari pendirian Telkom untuk melayani komunikasi suara dalam negeri dan Indosat untuk melayani percakapan suara internasional, Indonesia mengawali sejarah perjalanan bangsa ke dalam ranah dunia telekomunikasi. Di lain pihak pendirian RRI sebagai corong perjuangan dan kemerdekaan juga membantu mempercepat perkembangan industri telekomunikasi hingga akhirnya melahirkan TVRI.

Namun seiring dengan tantangan jaman dan perkembangan teknologi, masa depan telekomunikasi tidak lagi terbatas kepada media radio, televisi, dan telefon konvensional, melainkan sudah merambah kepada bidang teknologi layanan selular, data, internet, video streaming, broadband multimedia dan lain banyak lagi bidang lainnya yang akan terus semakin berkembang.

Para pemain layanan broadband multimedia juga sudah mulai berlomba mengejar kemajuan teknologi yang ada dengan terus menggelar sejumlah inovasi dan memperbesar kapasitas mereka. Di mulai dari rencana Indovision untuk menggelar layanan TV Satelit berbayar dalam teknologi High Definition, disusul oleh ide penerapan layanan TV Digital oleh pemerintah (meski kemudian proyek ini terhenti di tengah jalan ditandai dengan padamnya sejumlah siaran digital TV swasta), dan terakhir perkenalan layanan Broadband HD oleh First Media untuk siaran digital Full HD pada beberapa channel mereka mulai Oktober mendatang (masih terbatas pada 5000 pelanggan tertentu) dan juga upgrade layanan internet mereka ke standard Broadband Multimedia yang minimal memberikan akses internet pada kecepatan 1Mbps (meskipun berdasarkan pengalaman penulis kecepatannya masih belum stabil terutama pada siang hari dan sejumlah daerah yang masih menggunakan jalur analog coaxial).

Sementara dari sisi selular, para operator selular berlomba-lomba memperbesar bandwidth mereka baik untuk akses dari pengguna ke operator maupun dari operator ke jalur backbone di luar negeri. Dari mulai Telkomsel yang menggelar layanan HSDPA+ berkecepatan maksimal 21Mbps hingga Indosat yang menggembar-gemborkan layanan Dual Channel Carrier HSDPA+ berkecepatan 42Mbps.

Tarif layanan suara dan sms dari para operator selular sendiri turun cukup drastis, begitu pula untuk layanan internetnya, malah ada yang menawarkan paket internet 0.3 rupiah per kb, hal yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, meski ada juga yang masih menjual tarif gprs 5 rupiah per kb.

Namun sayangnya, perang teknologi dan harga ini tidak dibarengi oleh peningkatan kualitas layanan internet yang baik dan benar. Hingga saat ini, berdasarkan pengalaman penulis baru ada dua ISP swasta bukan penyelenggara telekomunikasi suara yang mampu memberikan kualitas sebaik harganya. Sementara para operator selular maupun pemain broadband multimedia sendiri yang notabene punya backbone internet tersendiri justru malah kurang memuaskan sebagian besar pengguna.

Padahal keberhasilan pengenalan teknologi baru dan juga bertahannya para pemain di tengah persaingan industri yang sudah mendunia ini adalah pada kesempurnaan layanan dan dukungan infrastruktur yang memadai. Tanpa kualitas infrastruktur yang memadai dan layanan bebas masalah, semua itu akan sia-sia saja. Dana trilyunan rupiah yang digelontorkan sebagai investasi tidak akan memberikan imbal hasil yang baik jika kualitas masih amburadul.

Ke depannya sendiri, batasan definisi telekomunikasi akan semakin kabur dan akan semakin dikuasai oleh layanan data dan atau internet. Semua teknologi apakah itu televisi satelit, televisi kabel, radio dan lain sebagainya akan mengarah kepada satu paket multimedia broadband data berkecepatan tinggi, seperti yang diungkapkan oleh pihak First Media dalam siaran persnya sebagaimana dikutip oleh detik com, bahwa siaran HD berbayar mereka akan menggunakan kecepatan layanan data digital 12Mbps.

Tentu saja hal ini berita menggembirakan, namun perlu dipahami, secanggih apapun teknologinya, tidak akan memberikan nilai tambah jika konten layanan tersebut tidak bermutu (berkualitas). Misalnya siaran signal HD tentu akan sangat terasa manfaatnya jika untuk program-program edukasi seperti National Geographics, Discovery Channel. Semoga ke depan kita semakin maju dan bijaksana dalam melakukan implementasi teknologi.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar