Beberapa waktu yang lalu, seorang teman pernah berkata kepada saya, manakah yang lebih baik, berinvestasi secara teratur / kontinyu tanpa menunggu bursa naik/turun atau menggunakan market timing dengan harapan selalu membeli / berinvestasi saat bursa di titik terendah.
Sejujurnya, dalam buku-buku investasi, dijabarkan bahwa tidak pernah ada seorang market timer yang sempurna. Sejago-jagonya mereka, masih lebih aman dan bagus jika berinvestasi secara teratur seperti yang disarankan oleh banyak para perencana keuangan profesional. Karena dengan berinvestasi secara kontinyu, maka risiko kejatuhan pasar bisa di diversifikasikan ataupun diminimalisasikan.
Lebih jauh lagi, investasi berkala memiliki kekuatan untuk mengikuti trend pertumbuhan ekonomi dan bursa secara mantap ketimbang yang hanya masuk sesekali. Jika masuk sesekali saja, maka akan selalu ada kemungkinan jatuh ke dalam posisi yang salah. Sebaliknya investasi secara teratur selain memperkecil risiko, juga secara jangka penjang menikmati trend kenaikan pasar secara teratur. Ini menjelaskan fenomena kenapa mayoritas investasi reksadana saham yang benar, selalu menanjak tajam setelah jangka panjang (jika fund manager nya bagus). Karena selain mengikuti pertumbuhan ekonomi makro dari pasar, juga mengikuti pertumbuhan ekonomi mikro emitten yang berada dalam diversifikasi portfolio reksadana tersebut. Selain dari pertumbuhan dana yang dinvestasikan oleh semakin banyaknya investor yang masuk ke reksadana saham tersebut. Hal tersebut kurang lebih berlaku sama untuk saham langsung, meskipun jika demikian memang harus lebih hati-hati memilih saham emitten yang ada di bursa agar tidak salah pilih.
Hal ini tidak hanya terjadi pada saham ataupun reksadana saja, namun juga pada produk simpanan seperti deposito. Dari hasil pengalaman pribadi saya selama beberapa tahun, menambah nominal deposito setiap kali jatuh tempo (lebih bagus jika deposito jangka pendek 1 bulanan atau 3 bulanan atau harian jika bisa), melipatgandakan perolehan bunga secara signifikan ketimbang hanya menggandalkan auto rollover tanpa penambahan nominal.
Itu sebabnya pepatah rajin menabung (atau rajin dan rutin berinvestasi pada masa kini) bukan merupakan pepatah yang kuno atau usang, melainkan pepatah yang masih berlaku hingga masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar