Jumat, 23 Juli 2010

Kegamangan Euro Menghadapi Stress Test Perbankan Eropa

Hari-hari terakhir ini, para direksi perbankan Eropa seperti duduk di atas kursi panas, sibuk menunggu hasil stress test perbankan di seluruh Eropa. Meskipun masih banyak yang mempertanyakan kriteria dan metodologi yang dipergunakan, namun semua mengamini bahwa Stress Test Perbankan Eropa masih jauh lebih ketat dibandingkan Stress Test Perbankan Amerika. Dan stress test ini disimulasikan oleh pihak European Central Bank menggunakan skenario kondisi terburuk yang akan dihadapi jika andaikan terjadi keterpurukan ekonomi secara mendalam.

Pasar valas sendiri menyikapi stress test secara hati-hati meskipun di sisi lain banyak para pemain valas yang melakukan spekulasi sehingga menyebabkan nilai tukar Euro naik turun sangat tajam selama lima hari terakhir bagaikan siklus roller coaster.

Perdagangan Euro sendiri sepanjang hari Jum’at (waktu Eropa) bergerak secara luar biasa fluktuatif, dari pembukaan mendekati level 1.29 dan terjun bebas ke level 1.2821 (saat tulisan ini diturunkan), padahal sebelumnya sempat nilai tukar Euro menguat mendekati level 1.295 terhadap dollar Amerika.

Hasil stress test sendiri untuk sementara menurut beberapa kantor berita dan televisi siaran ekonomi seperti CNBC menyatakan 7 dari 91 Bank Eropa berpotensi gagal jika terjadi krisis yang sangat dalam, dan 4 dari bank gagal tersebut didominasi oleh perbankan Spanyol, dan 1 bank asal Jerman (hingga tulisan ini diturunkan).

Namun demikian, kita perlu menyikapi secara hati-hati hasil tersebut. Karena seperti yang dilontarkan oleh beberapa pakar perbankan di Eropa, bahwa stress test tersebut tidak menjamin bahwa bank-bank yang tidak terkena list gagal test pasti akan selamat. Karena komponen-komponen penentu tidak hanya sekedar angka-angka seperti kecukupan modal, rasio hutang dan lain sebagainya, tapi juga bagaimana hutang-hutang tersebut dibuat, kontrak-kontrak bisnis yang ada dan lain sebagainya. Karena faktor-faktor seperti kemungkinan hutang tak tertagih dan lain sebagainya bisa saja bias dalam penilaian.

ECB atau European Central Bank sendiri menyatakan perbankan asal Perancis termasuk yang berada pada kategori sangat sehat. Dan perbankan Swiss termasuk yang tahan banting. Mungkin berita ini cukup menggembirakan bagi para konglomerat hitam yang banyak menyimpan uang di jasa Private Banking asal negara tersebut.

Akan tetapi seperti yang sudah diuraikan di atas, kewaspadaan dan diversifikasi portfolio tetap wajib dilakukan. Karena kecukupan modal seperti di beberapa bank besar asal Perancis dan Swiss yang mengelola jasa Private Banking tidak serta merta menjadikan jaminan aman 100 persen. Karena anda tetap harus mengevaluasi secara kontinyu laporan keuangan mereka. Rasio-rasio keuangan dan strategi pendanaan serta kredit mereka tetap harus diawasi secara ketat.

Ambil contoh, salah satu bank besar asal Inggris, meskipun dia lolos dari stress test, namun tetap harus diwaspadai kondisinya, karena termasuk salah satu bank yang membawa banyak masalah dalam likuiditas dan rasio hutang terhadap modalnya (maaf karena etika penulisan dan etika bisnis saya tidak akan menyebutkan bank mana, silahkan tonton sendiri beritanya di televisi asing).

Yang perlu disikapi dari hasil stress test perbankan Eropa ini adalah, kita harus berhati-hati melihat kondisi ekonomi ke depannya, karena jika benar-benar terjadi krisis kembali, maka kita bisa cepat mengantisipasi dan melakukan diversifikasi ke bidang-bidang dan perbankan yang tepat.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar