Kamis, 25 Oktober 2012
Tantangan Perekonomian Indonesia 2013
Minggu, 29 Juli 2012
Serial Manajemen Strategik: Skak Mat untuk Nokia
Selasa, 17 Juli 2012
Tips langkah-langkah awal memulai usaha wiraswasta
- Pilih bidang usaha yang anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di dalamnya. Tidak mudah memang, terutama jika kita sudah lama dan terbiasa berada dalam zona aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh instink kita untuk berkreasi maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika anda telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan perbanyak bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak anda tekuni. Kadang-kadang hal-hal yang kita rasakan kuasai, ternyata setelah berada di lapangan berbeda drastis dengan yang kita pikirkan. Seorang yang sehari-hari mengerjakan pekerjaan keahlian tertentu, belum tentu bisa sukses berbisnis dalam bidang tersebut, karenanya perlu sekali belajar dari orang-orang yang telah sukses merintis usaha di bidang tersebut.
- Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan. Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan pengembangan bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut. Namun anda tetap harus hati-hati, karena tidak pernah ada yang namanya makan siang gratis, siapapun itu, anda harus tetap berhati-hati dan mempersiapkan akan datangnya hal-hal yang tidak terduga. Karena yang namanya uang tidak mengenal tuan. Bisa saja hari ini anda adalah big boss, namun esok lusa anda menjadi pengangguran karena didepak oleh karyawan sendiri yang bekerja sama dengan partner bisnis anda atau bahkan investor anda. Di kalangan sebagian orang, dikenal istilah namanya menggunting dalam lipatan, peribahasa ini telah terbukti berkali-kali terjadi di dalam dunia bisnis, oleh karena itu, sebagian kalangan, sangat memperhatikan faktor nama baik dan reputasi keluarga mitra bisnisnya
- Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda. Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di dalam fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya. Anda harus bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha. Jika anda menilai terlalu tinggi jasa/produk anda, sementara hal yang anda tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga dan kualitas yang jauh lebih baik. Misalkan anda memulai usaha bisnis jasa pembuatan desain web (web desainer). Tentukan, apakah anda ingin bersaing berdarah-darah di usaha web murah meriah, atau anda akan spesifik kepada desainnya, atau anda akan spesifik kepada faktor security (keamanannya) atau kepada tingkat kesulitan dan kompleksitas pengelolaan databasenya.
- Jaga kredibilitas dan brand image. Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor nama baik, kredibilitas dan pandangan orang terhadap produk/jasa kita. Padahal, ini yang paling penting dalam berbisnis. Mengulur-ulur pembayaran kepada supplier atau peminjam modal, adalah tindakan yang sangat fatal dan berakibat kepada munculnya nama anda di dalam daftar hitam jaringan bisnis usaha yang anda tekuni. Misalnya salah satu usaha bisnis, seringkali bertindak arogan dan mengabaikan keluhan para pelanggannya, padahal bukan hanya sekali dua kali orang-orang melakukan komplain, akibatnya, kehilangan pelanggan adalah hal nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan pasar potensial dan pangsa pasar yang dikuasainya.
- Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa. Banyak orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas, melupakan faktor persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan pengembangan usaha. Padahal namanya bisnis adalah sama dengan hidup, harus selalu bertahan dan berjuang. Banyak pengusaha dan pengrajin kita, ketika sudah kebanjiran order dan menerima banyak uang, malah mendahulukan membeli mobil mewah ataupun mobil sport. Hal ini tidak salah, namun akan lebih baik jika keuntungan itu disisihkan untuk laba ditahan dan penambahan modal kerja. Dengan demikian usaha bisa lebih berkembang, dan mendapatkan kepercayaan dan pinjaman modal dari bank menjadi lebih mudah. Karena anda dipercaya oleh pihak bank mampu mengelola perusahaan secara profesional. Sebaiknya untuk keperluan sehari-hari, pemilik perusahaan mencadangkan alokasi dana secukupnya saja untuk biaya hidup dan keperluan pribadi dalam bentuk gaji tetap komisaris/pemilik. Atau disisihkan sebagian saja dari laba tahunan, namun jangan menganggu arus kas perusahaan untuk kepentingan pribadi yang tidak ada urusannya dengan produktivitas usaha.
Senin, 09 Juli 2012
Pentingnya tetap melakukan diversifikasi asset
Selasa, 26 Juni 2012
Di Ambang Kegagalan Penanganan Krisis Global
Senin, 28 Mei 2012
Bottom Fishing ataukah Tehnical Rebound?
Apapun alasannya, tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah, mayoritas pelaku pasar baik luar maupun dalam negeri terpengaruh oleh rumor spekulasi bahwa Yunani akan membaik dan tetap berada dilingkungan zona euro. Padahal itu baru saja hasil pooling sementara, belum final keputusan yang akan terjadi pada tanggal 14 Juni 2012 nanti.
Jumat, 04 Mei 2012
Jatuh Bangun Bisnis Mobile Phone antara yang Gagal dan Berhasil
Rabu, 18 April 2012
Mengintip Peluang Berinvestasi Properti di Malaysia
Rabu, 04 April 2012
Mengatasi Krisis BBM dan Kemandekan Infrastruktur Transportasi
Sebenarnya saya paling malas menulis sesuatu yang berhubungan dengan persoalan kenaikan harga BBM, karena itu bukan ranah profesionalitas saya untuk urusan perminyakan. Namun sebagai salah satu anggota Supply Chain Indonesia dan Asosiasi Logistik Indonesia, saya merasa berkewajiban untuk memberikan kontribusi pemecahan krisis minyak dan carut-marut infrastruktur transportasi di negara ini.
Krisis bahan bakar, bukanlah barang baru, sejak akhir era orde baru, kita sudah berkali-kali diingatkan bahwa minyak bumi kita sudah tidak akan lama lagi tersisa. Bahkan semalam dalam salah satu acara TV, seorang pengamat mengatakan minyak bumi Indonesia tidak sampai delapan tahun lagi, paling bagus dengan penghematan ekstrim sekalipun hanya bisa bertahan hingga 14 tahun lagi.
Lantas apakah yang bisa kita lakukan dalam mengatasi krisis BBM dan krisis Transportasi Publik ini? Berikut beberapa solusi yang saya tawarkan untuk segera ditindaklanjuti, dan semoga bukan untuk dijadikan ajang proyek korupsi baru:
Pengadaan Pompa BBG secara merata di seluruh SPBU Pertamina.
Sungguh suatu kenyataan yang ironis. Mengingat negara kita sama sekali tidak siap dengan energy alternatif, bahkan ketersediaan pompa gas yang digembar-gemborkan bisa menjadi alternatif bahan bakar minyak, ternyata tidak atau kurang tersedia secara massal. Anda bisa lihat sendiri di jalan-jalan raya, banyak bajaj BBG kembali berganti menjadi pengguna bensin. Bukan karena mahal, tapi karena ketersediaan pompa gas yang sangat langka. Padahal jika banyak SPBU Gas terutama ada di setiap SPBU Pertamina, tentu bukan hanya kendaraan umum yang suka rela memakai BBG tapi masyarakat umum juga akan terinspirasi dan termotivasi untuk beralih memakai BBG.
Yang kedua, masalah kecukupan sektor transportasi publik.
Bukan rahasia umum jika banyak orang membeli motor ataupun mobil, bukan semata karena harga bensin premium yang murah seperti uraian seorang pejabat publik. Namun karena kelangkaan infrastruktur transportasi publik. Anda bisa rasakan sendiri kalau anda pengguna bus transjakarta seperti saya, betapa sesak dan penuhnya Bus TransJakarta, bahkan kadang-kadang di jam-jam tertentu, kendaraan ini jarang lewat, kadang-kadang pada jam sibuk sekalipun terkadang ketersediaannya tidak sebanyak jumlah penumpang yang membutuhkannya. Sementara angkutan umum lain pendukungnya tidak tersedia secara baik. Kadang-kadang, untuk mencapai satu tujuan tertentu, seseorang harus berkali-kali berganti rute dan moda transportasi. Padahal jika dikombinasi dengan MRT bawah tanah dan juga Skytrain ataupun Monorel, maka akan banyak orang berfikir dua kali untuk membeli/membawa motor ataupun mobil.
Ketiga, masalah disiplin lalu lintas.
Anda pernah merasakan nyaris copot jantung ketika mendadak ada mobil atau motor menyalip jalur anda tanpa tanda-tanda baik lampu sein ataupun hal lainnya? Hal-hal kecil namun banyak seperti ini juga merupakan penyumbang terbesar dalam persoalan kemacetan di jalan raya. Bahkan kebiasaan angkutan umum seperti bus, metro mini, mikrolet, angkot yang berhenti berjam-jam di perempatan lalu lintas, jalanan yang sempit, sepertinya sudah menjadi pemandangan yang lumrah. Hal ini sepertinya kurang mendapat tanggapan dari otoritas yang berwenang. Anda bisa coba rasakan sendiri jika berkendara di jalan by pass dekat pintu tol Pedati Jakarta Timur, terkadang macet bukan karena pintu tol, melainkan karena banyaknya bus dan mikrolet yang berhenti menunggu penumpang. Hal yang sama terjadi juga di dekat daerah Cawang Jakarta Timur dan lain sebagainya.
Pemberantasan parkir liar yang dipelihara bertahun-tahun.
Anda pernah melewati perempatan Harmoni dari arah Hayam Wuruk? Anda lihat, bahwa jalur paling kiri untuk belok kiri ke arah jalan Juanda macet luar biasa hanya karena adanya parkiran liar di pertokoan pinggir jalan yang sepertinya kebal hukum dan dibiarkan bertahun-tahun. Hal ini terjadi tidak hanya di jalanan tersebut, namun di banyak jalan ibu kota, malahan di banyak sekolah favorit parkir liar di jalan umum sepertinya sengaja dilegalkan seperti di jalan Pemuda dan banyak jalan lain yang ada sekolah favoritnya, akibatnya transportasi umum yang sedianya bisa tepat waktu melayani kebutuhan masyarakat ikut terganggu.
Sebenarnya ada banyak hal lain yang bisa dilakukan, namun ini sedikit saja dari sumbang saran saya, termasuk juga kesiapan pemerintah untuk mempersiapkan energy alternatif untuk transportasi umum, seperti pengadaan kendaraan umum berbahan bakar listrik seperti MRT, Skytrain/Monorel, subsidi pajak untuk kendaraan hybrid terutama yang akan dipergunakan sebagai sarana transport umum / publik.
Yang terpenting, jangan usulan-usulan ini dijadikan sebagai proyek korupsi baru, karena jika hanya berfikir untuk jadi ajang korupsi, maka hasilnya bisa mirip seperti awal-awal implementasi tabung gas 3kg, di mana masyarakat jadi malas memakainya.
Minggu, 18 Maret 2012
Market Outlook 2012: Tantangan di tengah laju inflasi dan perlambatan ekonomi
Minggu, 01 Januari 2012
Catatan Kecil 2011: Ketidakadilan Sosial dalam Pemerataan Pembangunan
Note: Tadinya tulisan ini akan diposting malam tahun baru, tapi kesibukan penulis menyebabkan artikel ini baru ditulis awal tahun.
Sepanjang perjalanan tahun 2011, terjadi banyak peristiwa dalam dunia ekonomi dan bisnis di Indonesia. Dari mulai keputusan plin-plan untuk menaikan harga bbm ataupun membatasi subsidi bbm yang selalu mundur sejak tahun 2010, dibatalkannya pembangunan monorail digantikan dengan sistem yang lain, sehingga kemacetan bertambah parah, gejolak ekonomi global akibat krisis Eropa yang menghancurkan harapan para analisis pasar modal supaya dagangannya laku dengan sesumbar indeks tembus 4400, sampai kebijakan menurunkan suku bunga.
Namun ada hal-hal kecil yang terabaikan dan akan cenderung tetap diabaikan, yakni keadilan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia. Padahal sistem ekonomi Indonesia adalah Sistem Ekonomi Sosial Pancasila, yang cenderung berasaskan sistem Sosialis bukan Kapitalis. Tapi sayangnya kita jauh lebih kapitalis ketimbang negara-negara kapitalis itu sendiri.
Kehadiran supermarket mini di berbagai tempat banyak mematikan potensi ekonomi warung dan pasar-pasar tradisional yang tadinya banyak memberikan sumbangan sebagai tulang punggung ekonomi negara kita. Begitu juga dengan sistem transportasi massal yang merakyat, terjangkau dan efektif sebagai pengurang kemacetan di berbagai kota di Indonesia. Kehadiran armada Bus Transjakarta misalnya, masih jauh dari harapan sebagian besar rakyat (termasuk penulis). Jumlah armada yang jauh dari mencukupi, jelas sangat menimbulkan ketidak-nyamanan bagi para penumpang serta menyebabkan banyak keterlambatan tiba di tempat kerja maupun pulang ke rumah. Sehingga alternatif motor maupun mobil pribadi, tetap menjadi pilihan banyak rakyat, apakah itu harus kredit, beli bekas, dan lain sebagainya. Padahal kemajuan pembangunan yang banyak ditunjukan oleh angka-angka setiap tahunnya, masih jauh panggang dari api. Karena tidak menyentuh aspek kehidupan rakyat banyak. Apa gunanya kemajuan pembangunan ekonomi jika kesenjangan sosial dan ekonomi semakin tinggi?
Tragedi Mesuji, Bima, dan lain sebagainya adalah contoh bagaimana runyamnya jika kesenjangan ini tidak diatasi dengan baik. Ini ibarat menyimpan bara api dalam sekam, suatu waktu akan meledak menjadi revolusi sosial yang menakutkan. Jika hal itu sampai terjadi, keamanan bagi orang kaya dan pemilik modal menjadi hal yang sangat riskan.
Sebaiknya di tahun 2012 ini, pemerintah harus lebih bijaksana dalam membuat banyak kebijakan, dan bisa menyeimbangkan antara kepentingan dunia usaha dan kepentingan rakyat kecil. Lebih baik meningkatkan ekonomi dengan pemerataan pembangunan secara adil dan beradab ketimbang melulu hanya melihat dari angka-angka saja. Semoga tragedi-tragedi kemarin menjadi bahan pembelajaran agar bisa introspeksi lebih baik.