Selasa, 18 Mei 2010

Memahami UNIT LINK sebagai wahana Asuransi + Investasi

Pengantar

Seringkali, orang terjebak dalam pemahaman yang keliru antara Asuransi Tradisional, Unit Link, dan Reksadana. Padahal ketiganya berbeda-beda. Jika asuransi tradisional, adalah produk asuransi yang mana sang pemegang polis menikmati hasil asuransinya hanya sebatas biaya penanggungan jika terjadi klaim atau jika pada asuransi jiwa mengambil saat jatuh tempo jika sampai umur yang ditentukan masih hidup. Maka pada produk Unit Link, selain menikmati fasilitas sama seperti produk Asuransi, pemegang unit juga mendapat manfaat investasi (capital gain) dari unit yang dimiliki jika memang ada kelebihan keuntungan dalam pengelolaan produk yang bersangkutan. Sementara reksadana sendiri ada murni wahana investasi tanpa embel-embel asuransi.

Performa

Berbicara mengenai performa, sehebat-hebatnya kinerja suatu Unit Link, produk ini tidak akan pernah bisa mengalahkan kinerja dari reksadana yang menggunakan struktur investasi yang sama persis. Hal ini terutama karena Unit Link memiliki kewajiban penyisihan dana investasi untuk biaya premi untuk pertanggungan bagi pemegang polis unit link itu sendiri. Jadi dengan kata lain, sebesar dan sebanyak apapun dana yang dibenamkan, tetap tidak maksimal karena harus disisihkan untuk pencadangan dana bagi premi pertanggungan itu sendiri.

Namun di sisi lain, keunggulan dari Unit Link atas reksadana adalah bahwa dia memiliki keunggulan sebagai wahana Asuransi, sehingga pemegang polis tidak perlu khawatir jika sakit atau meninggal dunia (tentu saja jangan berharap lekas meninggal dunia sebelum selesai masa pembayaran preminya).

Mana yang Optimal?

Jika anda memilih untuk berinvestasi dalam hanya satu produk pasar modal saja, maka Unit Link adalah pilihan terbaik, karena merangkap tugas dari dua wahana sekaligus yakni investasi sekaligus asuransi.

Sebagai gambaran saja, Reksadana Campuran Fortis Equitra yang terkenal sangat prudent dan hati-hati dalam penempatan alokasi asset-nya, kinerjanya jauh mengungguli semua kinerja Unit Link berbasis investasi campuran pasar uang, surat hutang dan pasar saham.

Namun jika anda penganut paham maksimalisasi produk dan punya dana cukup banyak, lebih baik anda mengambil reksadana sekaligus juga membuka polis asuransi biasa / tradisional. Karena bicara return, produk unitlink bukan sarana yang tepat untuk membiakan uang, namun lebih sebagai antisipasi dana cadangan jika sudah lanjut usia dan kebetulan dikaruniai umur panjang.

Satu hal yang perlu di ingat, hati-hati dalam membuka polis unit link, baca dulu secara seksama dan hati-hati prospektus dan terms & agreement nya. Dan tanyakan visi dan misi perusahaan asuransi yang bersangkutan dan juga risk profile unit link nya.

Temuan saya di lapangan, banyak unit link yang risiko nya menyerupai reksadana alias dikelola secara agresif dan membabi buta, namun visi dan misi dari perusahaan asuransi itu sendiri sangat risk aversion alias menerapkan faktor prudent dalam keberhati-hatian mengambil risiko, yang artinya, produk yang dijual bertolak belakang dengan kebijakan dari perusahaan itu sendiri. Jika nanti suatu saat ada masalah, kemungkinan perusahaan yang bersangkutan akan cuci tangan lepas dari tanggung jawab.

Jadi be wise sebelum mengambil keputusan berinvestasi apalagi jika hal itu menyangkut pembukaan polis asuransi unit link. Semoga bermanfaat.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar