Senin, 29 Maret 2010

Berfikir Secara Cerdas, Ekonomis, dan Efisien

Belakangan ini, seringkali terjadi masyarakat kita terjebak pada pola pikir yang tidak cerdas, sehingga yang terjadi adalah gaya hidup yang konsumptif, tidak ekonomis dan efisien. Padahal jika ingin difikir-fikir lebih lanjut, banyak sekali hal-hal yang tidak perlu dilakukan dan dihamburkan.

Hal tersebut tidak hanya menyerang pada masyarakat sebagai konsumen, namun juga para pelaku bisnis sebagai produsen ataupun penyedia jasa, masih baik jika dapat memberikan nilai tambah, seringkali yang terjadi tidak memberikan nilai tambah. Misalnya, beberapa operator seluler, jika hendak mengganti nomer berlangganan lama ke nomer berlangganan baru, tidak bisa hanya mengganti nomer, namun juga harus mengganti kartu SIM GSM yang ada. Padahal itu masih dalam satu provider dan satu produk. Hal ini tidak terjadi jika katakan lah anda tinggal di Thailand. Di sana, mau sesering apapun anda mengganti nomer langganan anda, tidak perlu mengganti kartu SIM GSM, cukup mengurus administrasi, memilih nomer baru yang diinginkan, lalu tunggu sekitar 30 menit-1jam, sistem anda sudah aktif dengan nomer terbaru.

Bayangkan kondisinya dengan di Indonesia, ribuan kartu GSM baik pra bayar maupun paska bayar terbuang-buang percuma setiap tahun hanya karena ingin mengganti nomer baru. Untuk kartu pra bayar dapat dimengerti, namun paska bayar menjadi suatu yang tidak efisien jika harus mengganti setiap kali ingin ganti nomer, selain dapat merusak soket handset, juga memboroskan sumber daya alam dan juga keuangan perusahaan.

Begitu juga yang terjadi pada masyarakat, seringkali orang memiliki nomer hape hingga lima, padahal kerjanya hanya staff administrasi, atau seorang sekretaris merangkap sales agent. Padahal punya nomer banyak tidak hanya mengganggu dalam pekerjaan, tapi juga kehidupan sehari-hari dan menjadi tidak praktis selain juga memboroskan keuangan. Bayangkan jika uang tersebut dikumpulkan untuk modal usaha koperasi simpan pinjam? Sehingga yang bersangkutan tidak perlu mengeluh di akhir bulan kehabisan dana.

Padahal dalam hidup ini banyak lagi hal-hal yang lebih perlu diprioritaskan, seperti menabung untuk hari tua, biaya sekolah anak, persiapan nikah, kebutuhan mendadak termasuk jika jatuh sakit dan lain sebagainya.

Seringkali kita merasa gaji kita tidak pernah cukup, saya pernah bertanya kepada seseorang, berapa sih batasan cukup itu? 1 juta? 2 juta? 10 juta? 30 juta? 100 juta? Sekedar ilustrasi, saya mengambil S1 dengan biaya sendiri (orangtua hanya membiayai uang sumbangan pendidikan saat masuk dan semester awal). Saat itu saya praktis belum bekerja, hanya mengandalkan uang tabungan sejak kecil dan kerja sambilan di sana sini termasuk jadi supir. Saya lulus S1 dengan simpanan akhir sekitar 10 juta rupiah, padahal awalnya uang saya hanya sekitar 5-6 juta rupiah. Uang kuliah saya sampai tamat sekitar 16 juta rupiah. Pikirkan sendiri bagaimana saya harus menghemat dan memutar otak untuk membiayai kuliah?

Krisis tahun 2008 menghantam semua sektor, praktis likuiditas surut, namun banyak perusahaan yang masih mampu membukukan laba bersih dengan baik. Pikirkan bagaimana mereka melakukan itu?

Berikut tipsnya agar anda lebih cerdas dalam memilih:

  1. Prioritaskan kebutuhan dasar, cari dan penuhi kebutuhan berdasarkan fungsi keperluannya, buang ataupun jual segala sesuatu yang tidak memiliki nilai fungsi yang baik dan tidak dibutuhkan lagi.
  2. Cari produk yang benar-benar dapat memenuhi banyak fungsi, misalnya jika nomer hape, cari yang dapat memenuhi semua fungsi yang dibutuhkan, dan paling murah berdasarkan seluruh total penggunaan. Sebagai contoh, mobil MPV ataupun mobil box lebih dapat memenuhi fungsi sebagai sarana transportasi dan juga bisnis karena juga dapat membawa banyak barang. Atau juga penggunaan HTPC (Home Theater PC) jauh lebih baik dan murah meriah ketimbang membeli berbagai piranti HiFi.
  3. Pikirkan bagaimana keluar modal lebih untuk mendapatkan keuntungan biaya murah, misalnya, ganti lampu pijar dengan lampu led ataupun lampu gas yang hemat energy. Banyak lampu gas / neon pada masa kini yang benar-benar hemat energy, hanya dengan 8 watt sudah terang benderang seperti 60 watt. Atau misalnya PC dengan watt rendah namun kemampuan maksimal.
  4. Menggunakan resources seminimal mungkin tapi hasil semaksimal mungkin, seperti paperless document dengan pengunaan file format pdf ataupun powerpoint untuk pelaporan dan presentasi ketimbang sejumlah slide ataupun dokumen kertas.
  5. Pergunakan metode recycle untuk kebutuhan konsumsi, misalnya anda hanya perlu beli 1 kali sabun botol dan kemudian berikutnya cukup beli refill nya dalam bungkus karton/plastik/aluminium. Selain mengurangi sampah, anda juga menghemat banyak karena refill jelas lebih murah ketimbang membeli berikut kemasan tempatnya.
  6. Perbanyak investasi ketimbang konsumsi, misalnya, hentikan kebiasaan merokok, uangnya anda sisihkan untuk cicilan modal usaha warung pulsa ataupun warung makanan.

Sebenarnya masih banyak 1001 lagi tips, anda hanya tinggal berfikir sedikit saja, jangan malas dan tidak produktif. Ingat, jalan hidup masih panjang, kecuali anda sudah jompo tinggal tunggu kematian, itupun jika masih sehat fisik anda bisa menyumbangkan kemampuan anda untuk kerja sosial.

Protected by Copyscape Online Plagiarism Checker

Tidak ada komentar:

Posting Komentar