Disclaimer:
Tulisan ini bukan untuk mendiskreditkan orang-orang tertentu ataupun mendiskreditkan golf sebagai salah satu cabang olahraga, namun sebagai kajian dari sisi etika bisnis.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa golf digandrungi oleh banyak pebisnis sebagai sarana sosialisasi bisnis maupun sebagai sarana lobi di luar urusan resmi untuk memecahkan kebuntuan ataupun untuk mempererat hubungan dengan para pejabat ataupun mitra bisnis sesama pengusaha. Bahkan banyak kantor yang mewajibkan para pegawainya untuk bermain golf sebagai sarana lobi dengan klien.
Namun ditinjau dari sisi etika bisnis terutama dari sisi birokrasi, golf lebih banyak masalah daripada manfaatnya. Tidak sedikit lobi-lobi non formal urusan negara diselesaikan di padang golf, dari mulai urusan aliansi politik sampai urusan tender proyek negara. Bahkan tidak jarang, tender terbuka yang seharusnya melalui jalur resmi tender ataupun lelang proyek, para pemenangnya ditentukan di padang golf. Sogokan pun sering terjadi di padang golf. Bukan hal aneh banyak para pengusaha ataupun pelaku bisnis menyogok para pejabat di padang golf, selain bebas dari pantauan KPK, juga secara undang-undang tidak memungkinkan menangkap orang yang bertaruh di padang golf. Padahal bukan tidak mungkin para calon mitra bisnis sengaja kalah taruhan agar bisa memberikan uang kepada pihak pemenang.
Sudah selayaknya golf dilarang untuk dilakukan oleh para pejabat negara, baik yang setingkat menteri ke atas ataupun ke bawah. Karena lebih banyak mengundang kontroversi moralitas dan etika dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan. Bahkan tidak jarang urusan skandal pun terjadi di padang golf. Ibarat kata, apa yang tengah terjadi sekarang hanyalah satu dari ribuan kasus yang tidak terbuka, kebetulan saja pelaku sekarang sedang tidak beruntung, namun bukan tidak mungkin banyak ribuan kasus lain yang sukses tanpa ada jejak.
Selayaknya golf hanya dilakukan oleh sesama pelaku bisnis ataupun olahragawan maupun mereka yang memang berminat berolahraga golf. Bukan oleh para abdi negara maupun wakil rakyat. Karena akan mendatangkan lebih banyak masalah ketimbang manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar